Berita Jawa Tengah

10 Orang Berminat Adopsi Bayi yang Dibuang Ibunya di Sragi Pekalongan, Bagaimana Prosedurnya?

Penulis: Indra Dwi Purnomo
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ADOPSI BAYI - Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Pekalongan, Moureta V Loreent. Hingga Rabu (6/8/2025) sore ini sudah ada sekira 10 orang berniat dan berminat untuk mengadopsi bayi yang ditemukan dan diduga dibuang oleh ibunya di Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Meskipun demikian, Dinsos belum bisa memprosesnya karena masih ada penyidikan dari pihak kepolisian.

TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Bayi yang ditemukan dalam kondisi terlantar di Desa Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan akan segera dirawat di panti sosial anak dan balita milik Pemprov Jateng.

Namun, untuk proses adopsi bayi tersebut belum dapat dilakukan karena masih menunggu hasil penyidikan aparat kepolisian.

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Pekalongan, Moureta V Loreent menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai instansi untuk memastikan langkah penanganan berjalan sesuai prosedur.

Baca juga: Kondisi Terkini Bayi yang Ditemukan di Warung Kosong Sijeruk Pekalongan, Sempat Dikerubungi Semut

Baca juga: Rabu Pagi di Sragi Pekalongan Mendadak Heboh, Kakak Bu Kadus Temukan Bayi Terbungkus Plastik

"Kalau ada bayi yang ditemukan atau dibuang, kami wajib berkoordinasi terlebih dahulu dengan Dinsos Jateng."

"Hal ini karena tempat penitipan atau panti untuk bayi balita ada di Kota Salatiga," ujar Moureta kepada Tribunjateng.com, Rabu (6/8/2025).

Menurutnya, sebelum bayi dipindahkan, Dinsos terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan kepolisian, kecamatan, dan puskesmas untuk memastikan kondisi kesehatan bayi.

Jika dinyatakan sehat, bayi bisa segera dikirim ke panti untuk mendapatkan pengasuhan sementara.

"Kalau hari ini sehat dan sudah diperbolehkan keluar dari fasilitas medis, besok Kamis (7/8/2025) akan kami antar ke Salatiga," ujarnya.

Terkait adanya warga yang berniat mengadopsi, Moureta menjelaskan bahwa hal tersebut belum bisa diproses karena bayi masih berstatus dalam penanganan hukum.

Dinsos akan menunggu hingga proses penyidikan oleh kepolisian resmi dihentikan.

"Nanti setelah ada surat atau berita acara penghentian penyidikan."

"Dokumen itu akan kami lampirkan ke Dinsos Jateng melalui panti Salatiga."

"Karena untuk adopsi dan pengurusan administrasi kependudukan, itu kewenangan provinsi," terangnya.

Saat ini, sudah lebih dari 10 warga yang menyampaikan minat untuk mengadopsi bayi tersebut ke Dinsos Kabupaten Pekalongan.

Namun, semua proses akan tetap mengikuti aturan yang berlaku.

"Kami hormati dulu proses hukumnya."

"Setelah selesai, baru proses adopsi bisa berjalan sesuai mekanisme," tegasnya.

OLAH TKP - Kapolsek Sragi AKP Prisandi Tiar bersama tim Inafis Polres Pekalongan melakukan olah TKP di lokasi penemuan bayi berjenis kelamin perempuan di sebuah warung Desa Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Rabu (6/8/2025). Bayi tersebut langsung dibawa ke Puskesmas Sragi 1 untuk dilakukan perawatan medis. (TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO)

Baca juga: Emak-emak Nasabah BMT Surya Mulki Sulaiman Pekalongan Demo, Tuntut Pencairan Dana Simpanan

Kondisi Bayi Sehat

Suasana pagi yang semula tenang di Desa Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan mendadak berubah saat tangisan bayi terdengar dari sebuah warung kosong.

Seorang wanita yang melintas bersama anaknya dan hendak membeli bubur untuk sarapan ini menemukan sosok mungil bayi itu dalam kondisi memprihatinkan.

Bayi tersebut terbungkus plastik tiga lapis, tanpa pakaian, dan tubuhnya menggigil.

Penemuan bayi pada Rabu (6/8/2025) sekira pukul 07.00

Sontak, hal itu pula lantas mengundang perhatian warga sekitar.

Sulastri, Kepala Dusun Sijeruk, Desa Sijeruk pun mengambil tindakan cepat.

Dia menghubungi pihak pemerintah desa dan Polsek Sragi begitu mengetahui bahwa bayi itu bukan milik warga sekitar.

"Saat itu saya kira anak saya jatuh."

"Ternyata kakak saya melihat bayi."

"Wajahnya kelihatan, tubuhnya menggigil, bahkan sudah dikerubungi semut," tutur Sulastri kepada Tribunjateng.com, Rabu (6/8/2025).

Terpisah, Kapolres Pekalongan, AKBP Rachmad Christiyan Yusuf menyebut, pihaknya telah bergerak cepat dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Bayi yang ditemukan warga tersebut juga telah dievakuasi ke Puskesmas Kecamatan Sragi untuk mendapatkan penanganan medis.

"Alhamdulillah, kami sudah komunikasi dengan perawat."

"Bayi perempuan tersebut dalam keadaan sehat."

"Berat tubuh 3 kilogram dan panjang 47 sentimeter."

"Diperkirakan baru berusia satu hari," ungkap Kapolres AKBP Rachmad.

Pihaknya menceritakan, berdasarkan keterangan saksi, bayi perempuan tersebut ditemukan dalam kondisi telanjang, tali pusarnya terputus tanpa dijepit.

Tubuh bayi dibungkus jaket berwarna hitam putih, dilapisi kain jarik dan plastik.

Tidak ditemukan kardus atau barang-barang lain di sekitar lokasi.

Selain itu, pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang pertama kali menemukan bayi telah dilakukan.

Penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembuangan masih terus berlangsung.

"Kami sudah menurunkan tim untuk mendalami kasus ini."

"Jika ada warga yang ingin mengadopsi, tentu akan dikoordinasikan melalui jalur resmi dan sesuai persyaratan yang berlaku," ucap AKBP Rachmad.

Pihaknya menambahkan, untuk perkembangan kasus ini akan diinformasikan lebih lanjut.

GENDONG BAYI - Kapolres Pekalongan AKBP Rachmad Christiyan Yusuf menggendong bayi perempuan yang ditemukan warga di Desa Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Rabu (6/8/2025). Bayi perempuan tersebut dalam keadaan sehat, memiliki berat 3 kilogram, dan panjang 47 sentimeter. (TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO)

Baca juga: AKBP Rachmad Christiyan Yusuf Jabat Kapolres Pekalongan, Bupati Fadia: Mari Bersinergi

Heboh Temuan Bayi

Diberitakan sebelumnya di Tribunjateng.com, kehebohan terjadi di Desa Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan pada Rabu (6/8/2025) pagi.

Waktu baru memperlihatkan sekira pukul 07.00.

Sulastri, seorang Kepala Dusun di desa setempat mendengar teriakan dari kakaknya Sugiharti (51) yang baru saja mampir ke rumah.

Sang kakak yang sedang mengajak anaknya membeli bubur mendadak panik ketika mendengar suara tangisan dari pinggir jalan, tepatnya di sebuah warung yang biasa pada sore hari digunakan warga untuk berjualan makanan.

Sugiharti melihat sesuatu yang mencurigakan.

Sebuah bungkusan plastik dan tampak jelas dari luar berupa tangan dan kaki mungil bergerak lemah.

Sulastri yang saat itu sedang di dalam rumah lantas bergegas keluar tanpa sempat mengenakan alas kaki.

Awalnya dia mengira anaknya yang terjatuh.

Namun sang kakak langsung menunjuk ke arah bungkusan tersebut dan berkata, 'itu bayi'

Dengan kondisi tergesa-gesa, Sulastri segera kembali ke dalam rumah untuk mengambil ponsel.

Dia menghubungi Carik, Lurah, dan pihak kepolisian. 

Tak lama kemudian, bayi perempuan itu dibawa masuk ke rumahnya untuk diberi pertolongan pertama.

Sulastri mengatakan, bayi tersebut ditemukan dalam kondisi memprihatinkan.

Bayi dibungkus tiga lapis.

Lapisan pertama adalah jaket berwarna hitam-putih, kemudian kain jarik, dan terakhir plastik.

Bagian atas bungkusan terbuka, memperlihatkan sedikit wajah mungil bayi itu.

"Bayi dalam kondisi telanjang."

"Tali pusarnya masih menggantung tanpa dijepit seperti diputus secara paksa."

"Saat ditemukan, tubuh bayi menggigil dan sudah dikerubungi semut," kata Sulastri kepada Tribunjateng.com, Rabu (6/8/2025).

Menurutnya, tidak ada kardus atau perlengkapan lain yang biasa menyertai penelantaran bayi.

Bahkan, dia tidak mengetahui adanya perempuan hamil yang tinggal di lingkungannya.

"Saya belum mengetahui siapa orangtuanya."

"Saat ini masih di Puskesmas Sragi 1," ujarnya.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Kapolsek Sragi AKP Prisandi Tiar datang ke lokasi bersama tim Inafis Polres Pekalongan untuk melakukan olah TKP.

"Bayi yang ditemukan berjenis kelamin perempuan dan masih hidup."

"Saat ini bayi sudah ada di Puskesmas Sragi 1 untuk dilakukan perawatan oleh tim kesehatan," kata AKP Prisandi Tiar. (*)

Baca juga: Wali Kota Semarang Menyoal Nasib Orangtua Bocah JES di Gajahmungkur: Pokoknya Harus Bantu

Baca juga: Pemilik Kafe Banyumas Mulai Tepuk Jidat: Putar Suara Burung Saja Bisa Kena Royalti

Baca juga: Alasan Sejumlah RT Menolak Dana Operasional, Wali Kota Semarang: "Mungkin Mereka Punya Kas Banyak"

Baca juga: Warga Desa Purwosari Demak Blokade Akses Truk Proyek Tol Semarang-Demak: Jalan Licin dan Becek

Berita Terkini