Lebih lanjut, Dr. Kudhori menegaskan bahwa penghormatan terhadap perbedaan pendapat dapat diwujudkan dengan kesiapan untuk mengikuti pendapat yang berbeda demi kemaslahatan dan kebersamaan.
“Penting mematuhi keputusan pemerintah yang memiliki otoritas dalam menetapkan awal Ramadan dan Syawal, baik melalui metode rukyat maupun hisab, guna menciptakan harmoni di tengah masyarakat.” pungkasnya.
Konferensi ini menjadi wadah bagi para akademisi Ilmu Hadis untuk bertukar gagasan dan memperkuat kolaborasi dalam memajukan kajian hadis.
Dengan tema yang relevan, ASILHA 2025 diharapkan dapat mendorong inovasi dalam pelestarian warisan hadis di era digital, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kajian hadis dunia.
Rangkaian acara Annual Meeting & International Conference ASILHA 2025 pada hari ketiga adalah Workshop dan Rapat Kerja Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA) yang diselenggarakan di kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Rapat kerja ini membahas agenda-agenda kerja ASILHA lima tahun mendatang. (Laili S/***)