"Bulan Agustus seharusnya masih musim timuran. Kejadian kemarin ternyata tidak seperti biasanya," katanya.
Akibat kejadian itu, satu perahu milik nelayan di pesisir Tambak Lorok Semarang hancur dihantam gelombang, Selasa,18 Agustus 2025.
Perahu seharga Rp12 juta itu milik nelayan Romadon.
"Saya baru pulang dari melaut di perairan Morodemak ketika mau sampai dermaga Kalibanger tiba-tiba ombak besar datang disertai angin kencang sehingga perahu membentur beton dermaga," terangnya.
Kejadian serupa juga terjadi di kawasan pesisir Dusun Bedono, Sayung, Kabupaten Demak. Ada tiga perahu nelayan yang tenggelam digulung ombak pada Senin,18 Agustus 2025.
“Kejadian perahu nelayan tenggelam diawali langit mendung pekat, terus beberapa menit kemudian angin kencang dibarengi ombak besar," kata Nelayan Bedono, Saiful.
Nelayan Bedono lainnya, Soleh mengaku kaget ketika mengetahui di saat peristiwa tersebut terjadi angin dan ombak menerjang begitu besar.
“Bulan Agustus seharusnya tidak ada ombak besar. Musim timuran bukan baratan,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, Basarnas melakukan evakuasi terhadap 11 korban tenggelam di laut Utara Jawa selama kurun waktu 18-19 Agustus 2025.
Adapun tiga korban terdiri dari dua nelayan dan satu pemancing hilang di perairan laut kawasan Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Jepara. Para korban ini masih dalam tahap pencarian.
Sementara delapan orang meninggal dunia terdiri dari tiga nelayan di Kendal dan lima pemancing di Kota Semarang berhasil ditemukan. (Iwn)
Baca juga: Bakti Sosial Bulanan, Kanwil Kemenkum dan DWP Jateng Berbagi Kasih di Panti Asuhan
Baca juga: BMKG Ungkap Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi Hingga September
Baca juga: Lisa Mariana Dipanggil KPK, Terseret Dugaan Korupsi Ridwan Kamil: Dulu Pacaran Transfer Transfer