Tak hanya memilah, Suyati kadang beradu argumen dengan tetangga lingkungan rumahnya tentang pentingnya memilah sampah di rumahnya. Ia menyayangkan masih rendah kesadaran masyarakat soal pengelolaan sampah.
TPST Sumpiuh Banyumas berlokasi di Jalan Karet, Kelurahan Kradenan, Kecamatan Sumpiuh telah menjadi nafas dan penggerak utama pengelolaan sampah di wilayah timur kabupaten. Dibalik kerja keras Suyati dan kawan-kawan, ada sistem yang menopang sekaligus membantu kerja mereka.
Suyati dan kawan-kawannya menyebut armada motor roda tiga berwarna hitam sebagai "Pasukan Tempur" yang menopang kerja mereka di lapangan. Armada-armada inilah yang setiap hari bertemu langsung dengan para pelanggan.
Jumlah armada tempur pengangkut sampah di TPST Sumpiuh total ada 8 unit, terdiri dari 3 unit roda tiga warna hitam, 1 mobil carry, sementara sisanya ada roda tiga warna hijau milik plat merah.
Lalu-lalang 'pasukan tempur' motor roda tiga telah membawa setumpuk sampah dan bersiap ditumpahkan ke mesin conveyor.
Sampah yang datang dari pelanggan dipilah secara manual oleh para pekerja. Barang bernilai ekonomis seperti botol, kardus, plastik bening, dan rongsokan dipisahkan begitu telaten dan teliti.
Sisa-sisanya masuk ke mesin hybrid pirolisis, yang akan menghasilkan bubur sampah dan Refuse Derived Fuel (RDF), bahan bakar alternatif yang punya nilai guna.
Sambil menyeka keringat dan memakai kembali masker, Suyati memusatkan pandangannya ke sampah yang terus melaju di mesin conveyor. Ia memilah sampah yang sudah ditumpahkan.
"Sudah 3 tahun ini sejak 2022, pengangkutan sampah kita mengandalkan motor roda 3 warna hitam, sama ada mobil carry, kalau yang ijo masih tapi ada yang sudah rusak. Armada motor roda tiga warna hitam inilah yang hilir mudik menjemput sampah di wilayah Sumpiuh dan sekitarnya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (23/8/2025).
Berdiri sejak 2019, TPST Sumpiuh menjadi salah satu dari lima TPST rintisan pertama yang didirikan Pemkab Banyumas.
"Sudah hampir satu tahun lebih kita tidak ada dump truck. Dulu dump truck satu untuk angkut-angkut sampah yang volumenya besar misal di pasar.
Tapi sekarang mengandalkan armada roda 3 warna hitam bantuan Pertamina," ujar Ketua TPST Sumpiuh, Aris Widarto (54), yang juga memimpin Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sumpiuh.
Dumptruck bantuan pemerintah daerah itu, kondisinya sudah tidak layak pakai.
Aris mengatakan moda angkutan sampah dalam bentuk motor roda tiga
diakuinya menjadi andalan operasional TPST Sumpiuh saat ini. TPST bergerak salah satunya berkat topangan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga.
Dipilihnya TPST Sumpiuh sebagai lokasi program CSR bukannya tanpa alasan. Sumpiuh dilintasi jaringan pipa Pertamina. Perusahaan plat merah itu sedang menunjukkan tanggung jawab sosial dan kompensasi kepada masyarakat yang berada di jalur operasionalnya.