Aris dan para pekerja KSM tidak hanya sibuk mengatur lalu lintas truk dan motor roda tiga pengangkut sampah.
Di sela kesibukan, ia dibantu rekan lain kini melangkah ke sebuah kandang kecil. Di sanalah ribuan maggot larva lalat tentara hitam dibiakkan.
Bagi Aris, inilah bagian dari strategi besar TPST Sumpiuh kedepannya, yaitu mewujudkan mimpi zero waste melalui ekonomi sirkular.
Baginya TPST Sumpiuh tidak lagi sekadar tempat pembuangan dan pemilahan sampah.
Mereka kini merintis berbagai unit usaha, mulai dari budidaya maggot, kolam lele, hingga rencana beternak ayam dan bebek.
Tujuannya menciptakan kemandirian finansial dan menopang keberlanjutan TPST.
"Kami ingin punya sumber penghasilan lain. Maggot bisa jadi pakan ternak, tinggal kami kembangkan ke ternak ayam petelur atau bebek," tambah Aris.
Selain armada truk dan motor, TPST Sumpiuh kini dibekali bantuan mesin pencacah plastik, mesin pembuat pelet, hingga softskill pelatihan pengolahan maggot dan studi banding.
Perhatian ditujukan pula dalam bentuk bantuan kolam lele sebagai wujud dukungan terhadap diversifikasi usaha TPST.
Dengan langkah-langkah kecil namun konsisten, TPST Sumpiuh menempatkan diri sebagai pionir ekonomi sirkular di wilayah timur Banyumas mengubah sampah menjadi berkah, dan limbah menjadi harapan. (jti)