Srikandi Sampah Sumpiuh: Kisah Perempuan Pemilah dan "Pasukan Tempur" di Timur Banyumas

Penulis: Permata Putra Sejati
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMILAH SAMPAH - Sejumlah perempuan pemilah sampah saat sedang sibuk memilah aneka sampah di mesin conveyor yang berjalan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Sabtu (23/8/2025). TPST Sumpiuh Banyumas berlokasi di Jalan Karet, Kelurahan Kradenan telah menjadi penggerak utama pengelolaan sampah di wilayah timur kabupaten. 

Peran satu unit mobil pick-up Carry dan tiga unit motor roda tiga (Tosa) bantuan tersebut sangatlah vital dan begitu berdampak bagi lancarnya operasional TPST Sumpiuh.

Mengingat ata-rata sampah yang masuk ke hanggar mencapai 30–35 meter kubik per hari. Sementara yang dapat terproses langsung sekitar 25 meter kubik yang bisa diolah setiap harinya. 

Dengan lancarnya operasional, sebanyak 33 orang pekerja yang berjibaku selalu berharap ada kesejahteraan ekonomi yang meningkat. Meskipun kenakaikan upahnya tidak seberapa. 

Upah yang diterima pekerja memang belum menyentuh angka Upah Minimum Kabupaten (UMK) Banyumas. Namun, operasional hanggar TPST terus berjalan lancar sudah membuat pekerjanya senang. 

Dan ternyata pekerja tahun ini dapat kabar baik karena ada rencana kenaikan upah.

"Yang penting kita bersama menjalankan operasional lancar dengan dukungan berbagai pihak termasuk swasta. 

Alhamdulillah, pekerja perempuan yang sebelumnya digaji Rp1,1 juta insyallah naik jadi Rp1.3 juta dan pekerja laki-laki yang mulanya Rp1,4 juta menjadi Rp1.6 juta," katanya. 

Aris mengatakan upah memang tidak seberapa, tapi topangan bagi KSM berupa bantuan mesin dan armada pendukung dari CSR Pertamina membuat operasional TPST Sumpiuh lancar dan dapat melayani masyarakat dan pelanggan. 

Area Manager Communication, Relations, dan Corporate Social Responsibility Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan mengatakan program bantuan armada tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap kelompok masyarakat.

Apalagi TPST Sumpiuh menjadi salah satu contoh nyata dari keberhasilan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat.

Sinergi antara semangat warga dan dukungan korporasi menurutnya mampu menciptakan dampak positif secara ekonomi dan lingkungan.

"Kami berharap TPST Sumpiuh dapat menjadi role model pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat. Mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kebersihan lingkungan, pemanfaatan sampah, dan peningkatan kesejahteraan warga sekitar," ujarnya. 

Taufiq menjelaskan program CSR yang dijalankan bersama KSM merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang dijalankan Pertamina. 

Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). 

Ia menjelaskan utamanya pada poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).

Halaman
1234

Berita Terkini