Jika beruntung, Kasidi bisa menjual di kisaran Rp 47 ribu per kilogram.
"Tahun ini tidak banyak yang bisa diharapkan mas. Kalau tahun lalu harganya bisa mencapai Rp 76 ribu per kilogram, tahun ini anjlok," keluhnya.
Kasidi berharap harga jual tembakau di kalangan petani bisa kembali normal. Sehingga petani tidak merasa dirugikan.
"Ya harapannya semoga bisa segera kembali normal. Untuk biaya sudah tak terhitung berapa banyak," ujarnya.
Cuaca Buruk Sampai September
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkap hujan disertai cuaca ekstrem, masih akan terus berlanjut hingga September di wilayah Samudera Hindia.
Fenomena itu terjadi akibat adanya aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), yang dapat mempengaruhi pola cuaca dan curah hujan di berbagai wilayah, terutama di daerah tropis.
Namun, potensi cuaca ekstrem di pesisir utara justru akan berakhir lebih cepat dibanding wilayah Samudera Hindia.
Hal ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk memaksimalkan hasil tangkapan saat melaut.
"Untuk wilayah pantai utara, cuaca ekstrem akan bertahan hingga akhir Agustus," sambungnya.
Guswanto menjelaskan, Agustus tahun ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau.
Namun adanya aktivitas MJO membuat cuaca mengalami perubahan.
"Sebenarnya saat ini sudah masuk musim kemarau, tapi disela musim kemarau masih ada MJO. Musim kemarau datangnya mulai Juni, Juli sampai Agustus, itu masuk kemarau," paparnya.
Setelah musim kemarau berakhir, masyarakat diimbau mewaspadai juga musim pancaroba yang akan terjadi pada September hingga November.
Di musim peralihan itu juga, biasanya terjadi perubahan suhu, kelembapan, serta kondisi lingkungan yang tidak stabil yang dapat memengaruhi daya tahan tubuh.