Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Fenomena LGBT Marak di Banyumas, yang Terdata 2.000 Termasuk Pelajar

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas sangat prihatin dengan maraknya fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT)

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Ist. MUI Banyumas
LGBT BANYUMAS - Ketua Komisi Dakwah, Ukhuwah, dan Pengembangan Masyarakat MUI Banyumas, Mohamad Aminudin saat berada di kantornya, Senin (3/11/2025). Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kasus LGBT tersebut.  

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas sangat prihatin dengan maraknya fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Di wilayah Banyumas, fenomena LGBT disebut sudah menjangkit ke berbagai kalangan, termasuk pelajar.

Jumlah yang tercatat mencapai 2.000 dan kemungkinan besar lebih banyak lagi karena belum terdata.

Baca juga: Disiapkan untuk Prabowo Jika Mau Nyekar, Desa Kalisube Banyumas Bakal Punya Helipad

Ketua Komisi Dakwah, Ukhuwah, dan Pengembangan Masyarakat MUI Banyumas, Mohamad Aminudin, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kasus tersebut. 

Hal ini ia ungkapkan saat menyampaikan program kerja komisinya dalam Musyawarah Kerja MUI Kabupaten Banyumas, baru-baru ini.

Menurut Aminudin, persoalan LGBT bukanlah hal baru di Banyumas

Bahkan, fenomena ini sudah pernah menjadi perhatian Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro sekitar setahun lalu.

"Saat itu tercatat ada sekitar 2.000 pelaku LGBT di Banyumas, dan jumlah sebenarnya bisa lebih besar karena banyak yang belum terdata. Terbanyak berada di wilayah Purwokerto Selatan," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (3/11/2025). 

Ia menambahkan, yang kini lebih memprihatinkan adalah fenomena tersebut mulai menjalar ke kalangan pelajar.

"Sudah bukan lagi dari kalangan dewasa. Bahkan, tidak menutup kemungkinan sudah masuk ke lingkungan mohon maaf, institusi pemerintahan. Karena itu MUI harus hadir menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan persoalan umat," tegasnya.

Aminudin juga mengimbau para dai, mubalig, dan ustaz agar lebih aktif berdakwah mengenai bahaya perilaku LGBT, sekaligus memperkuat pemahaman moral dan agama di tengah masyarakat.

"Kami berharap semua pihak, terutama instansi pemerintah dan lembaga pendidikan, dapat mengaktifkan kegiatan taklim seperti pengajian. 

Ini penting sebagai upaya memberikan pemahaman tentang nilai-nilai agama dan keimanan kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu, praktisi sosial dan dosen Sosiologi FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr. Tri Wuryaningsih menilai meningkatnya kasus LGBT tak lepas dari perubahan sosial dan budaya di era modern.

Menurutnya, masyarakat kini cenderung semakin permisif, dan menganggap orientasi seksual sebagai urusan pribadi semata.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved