Berita Banyumas
Banyumas Jadi Contoh Nasional, Pompa Hidram Serayu Mampu Aliri 1.004 Hektare Sawah Tanpa Listrik
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI, Maruli Simanjuntak meresmikan penggunaan Pompa Hydram
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI, Maruli Simanjuntak meresmikan penggunaan Pompa Hydram Serayu di Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Kamis (13/11/2025).
Sebuah teknologi tepat guna yang mampu mengaliri lebih dari 1.004 hektare sawah tanpa menggunakan listrik maupun bahan bakar minyak (BBM).
Dalam kegiatan yang bertepatan dengan Apel Dandim Danrem (Dansat) Terpusat 2025, Maruli menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan program pengairan sawah di Banyumas yang terus berkembang sejak 2022.
Ia menegaskan, teknologi pompa hidram merupakan langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan pemerataan akses air bagi masyarakat pedesaan.
"Kami bersyukur sistem pengairan sawah di Rawalo sejauh ini bisa mengairi 1.004 hektare lahan, sehingga petani bisa tiga kali tanam dalam setahun.
Kami berharap keberlanjutan program ini di Jawa Tengah mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian, PUPR, dan CSR," kata Maruli kepada Tribunbanyumas.com.
Ia menambahkan, pompa hidram tidak hanya membantu pertanian tetapi juga penyediaan air bersih, kesehatan, dan sanitasi masyarakat.
Baca juga: Akselerasi Digital, Dinkop UMKM Jateng Perkenalkan Ketamon untuk Catat Setiap Tamu
"Program ini sejak 2022 telah membuat 80 titik air bersih dan membantu ratusan rumah tidak layak huni (RTLH).
Kami harap Banyumas bisa menjadi contoh bagi daerah lain," lanjutnya.
Air Sungai Serayu yang mengalir deras di bawah perbukitan dengan ketinggian sekitar 45 - 50 meter kini dimanfaatkan dengan teknologi hydraulic ram pump atau pompa hidram.
Volume air Serayu yang mencapai 21 ribu liter per detik menjadi sumber daya utama sistem ini.
Dengan keberhasilan di Banyumas, program Pompa Hydram Serayu kini diharapkan bisa diperluas ke wilayah lain di Jawa Tengah sebagai model penerapan teknologi hijau yang bermanfaat langsung bagi rakyat.
"Banyumas sudah membuktikan, dari sungai yang dulu hanya lewat kini menjadi sumber kehidupan.
Semoga bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain," kata Jenderal Maruli.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dalam kesempatan yang sama menegaskan pentingnya teknologi pompa hidram sebagai solusi menghadapi tantangan ketersediaan air, terutama di musim kemarau.
"Pompa hidram sangat penting, apalagi Jawa Tengah merupakan lumbung padi nasional.
Ini momen luar biasa untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor," ujar Luthfi.
Kepala Desa Sanggreman, Wito Setiadi, mengungkapkan rasa syukur atas manfaat nyata yang dirasakan warga.
Selama ini, masyarakat hanya bisa melihat aliran air Serayu tanpa bisa menikmatinya secara langsung.
"Alhamdulillah, kini enam desa dapat teraliri, yaitu Tambaknegara, Rawalo, Pesawahan, Sidamulih, Sanggreman, dan Tipar," katanya.
Menurutnya, jarak terdekat dari bak primer ke Desa Tambaknegara sekitar 1,3 kilometer, sedangkan terjauh ke Desa Sanggreman mencapai 14 kilometer.
"Inilah kehebatan pompa hidram, tidak menggunakan BBM, hanya memanfaatkan gravitasi dan tekanan air," jelasnya.
Selain untuk sawah, air limpasan dari sistem ini juga digunakan untuk tanaman hortikultura seperti kelengkeng, yang kini mulai dikembangkan petani setempat.
Pompa hidram atau hydraulic ram pump bekerja berdasarkan prinsip perubahan energi kinetik aliran air menjadi tekanan dinamik.
Fenomena water hammer (palu air) yang timbul dalam sistem pipa menyebabkan air terdorong naik ke tempat yang lebih tinggi tanpa bantuan listrik atau mesin.
Siklus kerja pompa hidram terbagi dalam lima tahapan berulang, mulai dari peningkatan kecepatan aliran air, penutupan klep dua arah (hammer clep), hingga dorongan tekanan tinggi yang memaksa air naik melalui klep satu arah.
Teknologi ini dilengkapi dengan tabung udara, katup satu arah, dan klep dua arah untuk mengatur aliran serta tekanan air secara efisien.
Karena seluruh sistem bekerja secara mekanis, pompa hidram dapat beroperasi 24 jam tanpa biaya energi.
Dalam proyek Pompa Hydram Serayu, instalasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Pembuatan bak transit berukuran 1,5 x 1,5 x 1,25 meter dan intake.
2. Pemasangan pipa galvanis dan PVC dari intake ke bak transit.
3. Pemasangan serta pengecoran unit pompa hidram.
4. Instalasi pipa HDPE dari dudukan pompa ke bak primer.
5. Pembuatan bak primer berukuran 2 x 2 x 1,5 meter.
6. Pengujian dan operasional sistem.
Pompa hidram menjadi inovasi sederhana namun berdampak besar, terutama bagi wilayah perbukitan dan pedesaan yang tidak terjangkau listrik maupun pompa konvensional.
Selain efisien dan ramah lingkungan, teknologi ini juga mendukung program ketahanan pangan serta kesejahteraan masyarakat. (jti)
| Dekatkan Layanan Kesehatan, Semua Puskesmas di Banyumas Bakal Dilengkapi Fasilitas Ruang Rawat Inap |
|
|---|
| Warga Desa Wiradadi Banyumas Siaga Malam Hari, Rumah Retak Akibat Hujan Deras |
|
|---|
| Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Melanda Banyumas, 17 Desa Terdampak, Warga Diminta Waspada |
|
|---|
| Hujan Deras Landa Banyumas, 4 Rumah Retak dan Warga Mengungsi: Kami Tidak Bisa Tidur Nyenyak |
|
|---|
| Era Terharu Terpilih Jadi Tenaga Kesehatan Teladan Banyumas, Dapat Apresiasi dari Bupati Sadewo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251113_POMPA-HYDRAM.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.