Tribun Jateng Hari Ini
BI Waspadai Ketidakpastian Ekonomi Dampak Rambatan Shutdown AS
Kebijakan shutdown pemerintah AS yang terjadi di tengah ketidakpastian global tidak hanya berdampak ke perekonomian AS, tetapi juga Indonesia.
Airlangga mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hingga berakhirnya masa shutdown pemerintahan AS sebelum dapat melanjutkan proses penyusunan legal drafting kerja sama tersebut.
Sementara, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sempat mengatakan, shutdown pemerintahan AS kali ini mungkin akan lebih berbeda, karena terjadi ketika kondisi perekonomian global sedang memburuk.
"Perang dagang belum selesai. Dampaknya selain ke persepsi investor mencari aset yang aman seperti emas, tapi juga ke permintaan domestik AS," jelasnya, baru-baru ini.
Ia pun memprediksi kinerja ekspor RI ke depan akan semakin menantang dengan kondisi shutdown pemerintahan AS.
Bhima menyarankan empat hal yang bisa dilakukan untuk menyiapkan kemungkinan terburuk. Pertama, masyarakat tidak perlu panik saat memantau perkembangan penutupan pemerintahan federal AS.
"Sebab, kasus itu bukan kali pertama terjadi. Dan berkaca dari kasus-kasus sebelumnya, penutupan pemerintahan AS hanya sementara waktu," ucapnya.
Kedua, ia mengimbau masyarakat Indonesia untuk menyimpan uang tunai sebagai dana darurat. "Cash still the king, yang berarti uang tunai untuk dana darurat masih relevan," ujarnya.
Bhima menyebut, uang tunai diperlukan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi PHK, uang tersebut bisa digunakan sebagai dana darurat untuk menyambung hidup hingga memperoleh pekerjaan baru.
"Ketiga, mengurangi ketergantungan produk impor. Keempat, tidak boros dalam konsumsi produk sekunder dan tersier," jelasnya. (Kompas.com/Isna Rifka Sri Rahayu)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.