Pertamina
Pertamina Berkomitmen Dukung Transisi Energi Berkelanjutan di Forum ASIA-TECH 2025
Pertamina komitmen dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menegaskan komitmen KPI dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Hal itu disampaikan dalam pembukaan forum ASIA-TECH 2025 di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Taufik menyebut dunia saat ini menghadapi dua tantangan utama di sektor energi, yaitu memastikan ketahanan energi untuk pertumbuhan ekonomi dan mempercepat transisi menuju energi rendah karbon.
“Ini adalah tantangan yang membutuhkan keseimbangan, visi, dan yang terutama kemitraan,” ujarnya.
Sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, KPI berperan strategis dalam memperkuat kapasitas kilang dan petrokimia, sekaligus mengintegrasikan prinsip dekarbonisasi, bahan bakar terbarukan, dan ekonomi sirkular dalam strategi energi nasional.
“KPI memiliki misi yang jelas yaitu memastikan ketahanan energi nasional sekaligus menjadi pionir bahan bakar berkelanjutan di Asia Tenggara,” tegas Taufik.
Taufik juga memaparkan sejumlah pencapaian strategis KPI, di antaranya Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas kilang sekaligus menghasilkan bahan bakar bersih berstandar Euro 5.
Baca juga: Pertamina Pastikan Pertamax Green Aman untuk Kendaraan
Selain itu, KPI juga mengembangkan Green Refinery dan Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) di Cilacap berbasis minyak jelantah, serta Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) berbahan dasar minyak sawit.
“Upaya ini memposisikan Indonesia sebagai salah satu pelopor energi hijau di kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Selain itu, KPI juga menerapkan kecerdasan buatan (AI) untuk predictive maintenance dan efisiensi energi guna menciptakan operasi yang lebih kompetitif dan rendah emisi.
KPI juga memperkuat kerja sama regional dengan mitra teknologi, investor, serta National Oil Company (NOC) kawasan untuk inovasi katalis, fleksibilitas bahan baku, dan rantai pasok tangguh.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan dukungan pemerintah terhadap penguatan sektor hilir migas dalam mendukung transisi menuju energi rendah karbon.
Menurutnya, permintaan gas alam global diperkirakan meningkat kembali pada 2026, sehingga Indonesia perlu mengoptimalkan hilirisasi, jaringan pipa gas, dan pengembangan klaster virtual pipeline guna memperkuat distribusi energi bersih.
“Peluang untuk memodernisasi infrastruktur melalui rekayasa dan teknologi menjadi kunci agar hilirisasi lebih berkelanjutan,” ujar Laode.
Baca juga: Bantah Isu Rusak Mesin, Pertamina Ungkap Alasan Etanol Dipakai di Pertamax Green
ASIA-TECH 2025 merupakan forum teknologi pengolahan dan petrokimia terkemuka di Asia yang diselenggarakan pada 8–9 Oktober 2025 di Jakarta, hasil kolaborasi antara Euro Petroleum Consultants (EPC) dan KPI.
Forum ini dihadiri delegasi dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Kuwait, Belanda, dan Tiongkok, serta menjadi ajang bagi pelaku industri untuk bertukar wawasan dan memperkuat kemitraan menghadapi tantangan energi global. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.