Berita Jateng
Realisasi Investasi Jawa Tengah 2025 Capai Rp 66,13 Triliun, Tertinggi Ketiga di Pulau Jawa
Realisasi investasi Jawa Tengah hingga triwulan III 2025 mencapai Rp 66,13 triliun dan menyerap 326.462 tenaga kerja.
Penulis: Nal | Editor: M Zainal Arifin
Ringkasan Berita:
- Realisasi investasi di Jawa Tengah mencapai Rp66,13 triliun hingga September 2025 atau 84,42 persen dari target tahunan, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 326.462 orang, tertinggi kedua di Pulau Jawa.
- Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tercatat 5,37 persen pada triwulan III 2025, melampaui rata-rata nasional 5,04 persen.
- Meski investasi meningkat, pemerataan dan kesejahteraan pekerja masih menjadi tantangan, karena investasi terkonsentrasi di wilayah utara (Batang, Kendal, Semarang).
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Investasi di Jawa Tengah terus menunjukkan tren positif, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) meningkat signifikan sepanjang 2025.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, realisasi investasi pada Januari hingga September 2025 mencapai Rp 66,13 triliun atau 84,42 persen dari target tahunan.
Capaian tersebut juga diikuti serapan tenaga kerja sebanyak 326.462 orang, menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan serapan tenaga kerja tertinggi kedua di Pulau Jawa.
Namun di balik catatan positif itu, muncul pertanyaan, apakah geliat investasi benar-benar membawa kesejahteraan bagi para pekerja di lapangan?
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada triwulan III 2025 sebesar 5,37 persen (year on year), lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional yang mencapai 5,04 persen.
Secara kumulatif hingga triwulan III, ekonomi Jawa Tengah tumbuh 5,21 persen.
Empat sektor utama masih menjadi tulang punggung ekonomi Jateng, yakni industri pengolahan (33,43 persen), perdagangan (13,44 persen), pertanian (12,88 persen), dan konstruksi (11,82 persen).
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga mendominasi dengan kontribusi 60,64 persen.
Meski investasi tumbuh, distribusinya belum merata. Kawasan utara Jawa Tengah, seperti Batang, Kendal, dan Semarang masih menjadi magnet utama investor, terutama karena dukungan infrastruktur seperti Tol Trans Jawa dan Pelabuhan Tanjung Emas.
Baca juga: Investasi Jawa Tengah Terus Bergeliat, tapi Apakah Dampaknya Sudah Dirasakan Pekerja?
Sementara wilayah selatan, seperti Banjarnegara, Purbalingga, dan Wonosobo, masih tertinggal karena keterbatasan akses dan fasilitas logistik.
Ketimpangan ini membuat manfaat investasi belum sepenuhnya dirasakan masyarakat luas.
Sejumlah pekerja di kawasan industri yang ada di Kota Semarang mengaku peningkatan investasi belum berbanding lurus dengan kesejahteraan.
“Memang pabrik makin banyak, tapi untuk pekerja kontrak seperti saya, penghasilan masih pas-pasan."
"Belum ada jaminan kerja tetap,” ujar Siti Aminah (39), pekerja sektor garmen asal Kendal, Sabtu (8/11).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251109_Penandatanganan-kerjasama-pabrik-KEK-Batang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.