Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Cedera Berat di Kepala, Satu Pekerja Pembangunan Jembatan Kali Erang Tegal Meninggal Dunia

Satu pekerja pembangunan jembatan Kali Erang yang ambruk pada Minggu (14/9/2025) bernama Khalal Fathuji meninggal dunia setelah mendapat

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Desta Leila Kartika
BERI KETERANGAN - Direktur RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal Guntur Muhammad Taqwin (kiri) didampingi Dokter Spesialis Anestesi RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal dr Budi Hartanto Sp.An (kanan) memberi keterangan kepada wartawan saat menggelar preskon, pada Rabu (17/9/2025). Satu pekerja pembangunan jembatan Kali Erang yang ambruk pada Minggu (14/9/2025) bernama Khalal Fathuji dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat perawatan intensif di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal. 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Satu pekerja pembangunan jembatan Kali Erang yang ambruk pada Minggu (14/9/2025) bernama Khalal Fathuji meninggal dunia setelah mendapat perawatan intensif di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal. 


Khalal Fathuji merupakan warga Desa Cilongok, RT 03/RW 01, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal yang menjadi korban jembatan ambruk bersama empat pekerja lainnya. 


Dalam preskon yang digelar RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal pada Rabu (17/9/2025), terungkap Khalal Fathuji meninggal dunia pada Selasa (16/9/2025) sekitar pukul 18.45 WIB. 


Direktur RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal Guntur Muhammad Taqwin menjelaskan, pasien atas nama Khalal Fathuji tiba di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal pada Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 16.00 WIB dengan kondisi sudah tidak sadarkan diri.


Setelahnya sesuai usulan dokter anestesi dan dokter bedah saraf untuk dilakukan tindakan pemeriksaan CT scan kepala (Kepala Computed Tomography) dan ditemukan adanya pendarahan otak serta salah satu bagian tengkorak kepala yang retak. 


"Setelah kondisi pasien stabil kemudian dibawa ke ruang ICU terlebih dahulu dan ditangani oleh dokter ahli.

Setelah dipastikan kondisi hemodinamik atau proses pemulihan stabilisasi sirkulasi darah dan fungsi jantung agar kembali normal, singkatnya sekitar pukul 19.00 WIB dilakukan operasi cito atau pembedahan darurat," jelas Guntur Muhammad Taqwin, pada Tribunjateng.com. 


Dikatakan Guntur, sejak awal tiba di rumah sakit sampai sebelum dilakukan tindakan operasi pasien dalam kondisi tidak sadar. 


Sejak awal dan sebelum dilakukan tindakan operasi pihak keluarga sudah diberi tahu bahwa kondisi pasien kritis dan  yang terburuk kematian. 


Bahkan pada Selasa (16/9/2025) pagi saat dokter melakukan visit kondisi pasien tidak ada perbaikan signifikan. 


Dokter juga langsung menginformasikan pada keluarga bahwa ada kemungkinan kondisi pasien semakin memburuk. 


"Melihat kondisi pasien yang mengalami pendarahan otak, maka salah satu penanganannya harus melalui tindakan operasi.

Kemudian karena dari pihak keluarga juga sudah menyetujui maka kami melakukan tindakan operasi," terang Guntur. 


Sementara itu, Dokter Spesialis Anestesi RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal dr Budi Hartanto Sp.An mengungkapkan, pasien masuk ruang ICU sekitar pukul 18.00 WIB dan dilakukan proses inkubasi. 


Kemudian sekitar pukul 19.00 WIB pasien dibawa ke ruang operasi untuk dilakukan tindakan operasi cito atau pembedahan darurat. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved