Berita Internasional
Lewat Identifikasi DNA, Kasus Pembunuhan Wanita 30 Tahun Lalu Terpecahkan
Setelah 30 tahun tidak terpecahkan, sebuah kasus pembunuhan seorang wanita berhasil terungkap.
Penulis: Sof | Editor: M Syofri Kurniawan
Ringkasan Berita:
- Kasus pembunuhan terpecahkan setelah 30 tahun.
- Bukti DNA berhasil mengidentifikasi pelaku yang ternyata merupakan pembunuh berantai.
- Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
TRIBUNJATENG.COM - Setelah 30 tahun tidak terpecahkan, sebuah kasus pembunuhan seorang wanita di California berhasil terungkap.
Korban bernama Debbie Dorian.
Debbie, yang saat itu berusia 22 tahun, dibunuh di apartemennya di Central Valley, California, pada Agustus 1996.
Baca juga: Jembatan Runtuh Tewaskan 32 Penambang Liar, Berawal Panik Lihat Tentara
Debbie baru saja menyelesaikan pendidikan ekonominya di California State University ketika ayahnya menemukan gadis itu meninggal di apartemen.
Namun, hingga bertahun-tahun setelahnya, aparat tak kunjung menemukan pembunuh Debbie.
Setelah 30 tahun, tepatnya pada 2019, berkat adanya teknologi identifikasi DNA, sang pembunuh berhasil ditemukan.
Lantas, bagaimana kisah penemuan tersebut?
Penemuan dengan identifikasi DNA
Dilansir dari ABC, Jumat (14/11/2025), adanya bukti DNA berhasil mengidentifikasi pembunuh Debbie, yang ternyata merupakan pembunuh berantai.
Sebelumnya, penyelidik menemukan Debbie meninggal akibat sesak napas dan dalam kondisi tubuh diborgol serta mulut dibungkam dengan lakban.
Autopsi mengungkapkan bahwa Debbie telah dibunuh dua hari sebelum ditemukan.
Salah satu tetangganya melaporkan melihat seorang pria tak dikenal mendekati pintu apartemennya.
Sementara itu, profil DNA pria tak dikenal yang ditemukan di lokasi kejadian, yang kemungkinan milik pembunuhnya, diunggah ke basis data DNA nasional bernama Combined DNA Index System (CODIS).
Pada 2006, penyelidik mendapat pemberitahuan adanya kecocokan kasus dari DNA tersebut.
Profil DNA dari kasus Debbie Dorian cocok dengan sampel DNA dari kasus pelecehan seksual di Visalia, salah satu kota di California.
Namun, penyelidik tidak bisa mengaitkan DNA itu dengan nama siapa pun.
Terobosan lain datang pada 2018 ketika penyelidik kasus Debbie Dorian berkonsultasi dengan tim yang sama yang memecahkan kasus Golden State Killer.
Mereka menggunakan forensic genetic genealogy, alat yang relatif baru saat itu yang berguna untuk memecahkan misteri DNA.
Para peneliti menemukan DNA yang ditemukan di lokasi kejadian Debbie Dorian ditemukan cocok dengan seorang pria bernama Nickey Duane Stane yang tinggal di Visalia.
Pelaku dipenjara seumur hidup
Mantan detektif Visalia, Seve Puder mengatakan bahwa Stane sebelumnya telah menikah dan memiliki dua anak.
Pihak berwenang menuduh ia melakukan beberapa pelecehan seksual di kota itu dengan menggunakan senjata api selama beberapa tahun.
“Motifnya adalah mencari wanita muda, akhir remaja atau awal 20-an, yang sedang sendirian. Dia mengeluarkan pistol dan menunjukkannya. Dia mengatakan akan menembak jika mereka tidak melakukan apa yang dia suruh," jelas Puder.
Stane ditangkap dan didakwa dengan sejumlah tindak pidana, termasuk pembunuhan Dorian dan empat kasus pelecehan seksual di Visalia.
Saat diwawancarai polisi, dia tidak membantah tuduhan dalam kasus pelecehan seksual di Visalia.
“Ada beberapa kali saya mendekati wanita di jalan dan memaksa mereka. Itu hal yang seharusnya tidak saya lakukan," kata Stane.
Awalnya ia menyangkal mengenal Debbie serta terlibat dalam kematiannya.
Tak lama kemudian Stane mengubah ceritanya menjadi mengaku pernah bertemu Debbie dan mengklaim melakukan hubungan seksual atas dasar suka sama suka.
Namun sekali lagi ia tidak pernah mengaku membunuhnya.
Sementara itu, jaksa mengatakan tidak ada bukti Stane pernah bertemu Debbie sebelum kematiannya.
Stane akhirnya mengaku bersalah atas semua dakwaan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat pada Juni 2025.
Menurut Kantor Jaksa Wilayah, hampir 30 tahun setelah membunuh Debbie Dorian, kasus itu baru terpecahkan.
Ibu Debbie, Sara Loven, mengatakan kepada ABC News bahwa dia ingin putrinya diingat karena sifatnya yang baik dan penyayang.
“Dia adalah orang yang berharga. Dia manis, penyayang, cerdas, dan gadis muda yang luar biasa," pungkasnya. (*)
Baca juga: Bocah 11 Tahun Ditangkap Polisi Setelah Tulis Daftar Target Pembunuhan di Sekolah
| Jembatan Runtuh Tewaskan 32 Penambang Liar, Berawal Panik Lihat Tentara |
|
|---|
| Berawal Pertengkaran Keluarga, 3 Pria Hanyut di Laut Selama 2 Hari |
|
|---|
| Mobil dan Orang-Orang Terbakar, tapi Banyak yang Justru Sibuk Buat Video dan Foto |
|
|---|
| Aktris Korea Lumpuhkan Perampok Bersenjata yang Satroni Rumahnya Dini Hari |
|
|---|
| Nasib 107 WNI yang Ditangkap Terkait Kasus Online Scam di Kamboja, Menunggu Proses Deportasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/ilustrasi-pembunuhan_20160414_235730.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.