Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Salatiga

Pagar Mapolres Salatiga Roboh hingga Polisi Terluka, Begini Nasib 42 Pelajar Usai Demo Ricuh

Sebanyak 42 pelajar SMP dan SMA ditangkap polisi setelah unjuk rasa di Mapolres Salatiga berakhir ricuh, Jumat (29/8/2025).

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Dok. Humas Polres Salatiga
DEMO RICUH - Sebanyak 42 orang pemicu kericuhan saat unjuk rasa pada Jumat (29/8/2025) ditangkap Satreskrim Polres Salatiga. 

Dalam aksinya mereka secara bergerombol dengan sepeda motor mendatangi Mapolda Jateng pada pukul 03.30 WIB dan langsung melakukan pelemparan terhadap petugas yang berjaga dan merusak fasilitas umum.

Menanggapi aksi tersebut, petugas kepolisian tidak tinggal diam. 

Melalui serangkaian tindakan kepolisian yang tegas dan terukur, petugas langsung membubarkan dan menangkap puluhan pelaku aksi anarkis tersebut.

Dalam keterangannya, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menyebut bahwa petugas berhasil mengamankan 39 orang. 

Para pelaku tersebut tertangkap tangan saat melakukan aksi anarkis oleh petugas intel dan reserse yang masih bersiaga di sekitar lokasi.

“Para pelaku dari kelompok anarko pada Minggu dini hari sekira pukul 03.30 WIB kembali melakukan penyerangan," ujarnya.

Dia menjelaskan dengan sarana motor, mereka mendatangi Mapolda Jateng dan langsung merangsek memasuki pagar dan melakukan pelemparan terhadap petugas. 

"Berkat kesigapan petugas intel dan reserse yang bersiaga di sekitar lokasi, aksi tersebut berhasil dibubarkan dan sebanyak 39 pelaku berhasil ditangkap saat melakukan tindakan anarkis,” tambahnya.

Terhadap para pelaku yang diamankan, saat ini masih menjalani proses pemeriksaan dan pendataan oleh petugas dari Ditreskrimum Polda Jateng. 

Untuk mencegah terulangnya aksi tersebut, Kabid humas menyampaikan kepada para orang tua untuk lebih ketat mengawasi aktivitas putra-putrinya, terutama pada malam hari. 

“Sayangi anak-anak anda, jangan sampai aktivitas mereka di luar rumah pada malam hari tidak terpantau sehingga menjadi korban atau bahkan pelaku dari tindak kejahatan," tuturnya.

Belum Ada Pendampingan Hukum

Hingga Minggu (31/8/2025) siang, tim advokasi dari Solidaritas untuk Demokrasi mengaku masih kesulitan memberikan pendampingan hukum bagi ratusan pelajar dan mahasiswa yang ditangkap usai aksi massa di Mapolda Jawa Tengah.

Nasrul Saftiar Dongoran, anggota Tim Solidaritas untuk Demokrasi, menyebutkan pihaknya menerima puluhan aduan dari orang tua korban salah tangkap maupun keluarga yang anaknya hilang.

Namun, hingga saat ini akses untuk memastikan keberadaan mereka belum terbuka.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved