Berita Salatiga
Ditemukan Batu dan Sajam, Puluhan Pelajar Diamankan Polisi: Orangtua Menangis di Mapolres Salatiga
Suasana tegang menyelimuti 42 pelajar di Mapolres Salatiga, Kota Salatiga, Minggu (31/8/2028).
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Suasana tegang menyelimuti Mapolres Salatiga, Kota Salatiga, Minggu (31/8/2028).
Sebanyak 42 pelajar, sebagian besar dari jenjang SMP dan SMA asal Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Boyolali, diamankan oleh jajaran Polres Salatiga.
Mereka dikumpulkan dan orangtua masing-masing dari mereka dipanggil.
Baca juga: Pagar Mapolres Salatiga Roboh hingga Polisi Terluka, Begini Nasib 42 Pelajar Usai Demo Ricuh
Mereka diduga hendak ikut serta dalam aksi lanjutan pasca kericuhan yang terjadi pada Jumat (29/8/2025) malam lalu di depan Mapolres Salatiga.
Polisi menduga, kericuhan itu diyakini disusupi oleh kelompok bernama Anarko.
Yang mencemaskan, dari tangan para pelajar itu, polisi menemukan batu dan bahkan senjata tajam, yang diduga akan digunakan untuk melempari petugas.
Siaran langsung di TikTok diduga memobilisasi kelompok itu untuk berkumpul dan bertindak anarkis.
Para pelajar yang diamankan dikumpulkan di Ruang Gelar Perkara & Ruang Keadilan Restoratif Satreskrim Polres Salatiga.
Mereka duduk di lantai, sementara di hadapan mereka berdiri Wali Kota Salatiga Robby Hernawan, Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin, dan Kapolres AKBP Veronica, didampingi jajaran Forkopimda serta Kepala Dinas Pendidikan.
Dalam video yang diterima, Wali Kota Robby menyampaikan pesan keras namun penuh tanggung jawab.
“Tugas kalian adalah belajar. Mengerti? Sekarang kalian diizinkan pulang, nanti dijemput orang tua.
Tapi ingat,” sekali lagi tertangkap, masuk penjara!” ujar Robby.
Dia juga menegaskan bahwa tanggung jawab pembentukan karakter anak bukan hanya pada sekolah, tetapi juga orang tua dan pemerintah.
Sementara itu, di Pendopo Widya Qasana Tribrata Polres Salatiga, Kapolres Salatiga, AKBP Veronica menyampaikan permintaan maaf kepada para orangtua atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Namun dia menekankan, tindakan itu semata untuk menjaga keamanan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami memahami kekhawatiran para orangtua, tapi ini langkah pencegahan karena dari bukti yang kami temukan, anak-anak ini terpapar ajakan yang salah dalam menyikapi aksi unjuk rasa.
Kita harus benahi bersama-sama,” ujar dia.
Menurut Kapolres, sebagian besar pelajar yang diamankan adalah korban dari salah paham, bukan pelaku utama.
Namun karena sudah membawa benda-benda berbahaya dan mengikuti ajakan destruktif, langkah tegas tetap diperlukan.
Pembinaan berlangsung dalam suasana kekeluargaan.
Baca juga: Malam Mencekam di Salatiga, Massa Lempari Batu, 1 Polisi Luka di Kepala saat Ricuh Depan Mapolres
Wakil Wali Kota, Kepala Kejaksaan Negeri, Kasrem, dan Dinas Pendidikan juga memberikan wejangan moral, mengingatkan pentingnya peran bersama dalam mencegah anak-anak terlibat tindakan destruktif yang mengancam masa depan mereka.
Para pelajar akhirnya dipulangkan satu per satu, setelah dilakukan pendataan dan dijemput langsung oleh orang tua atau wali.
Tangis, peluk, dan harapan mengalir di antara mereka yang hadir. (*)
Pagar Mapolres Salatiga Roboh hingga Polisi Terluka, Begini Nasib 42 Pelajar Usai Demo Ricuh |
![]() |
---|
Malam Mencekam di Salatiga, Massa Lempari Batu, 1 Polisi Luka di Kepala saat Ricuh Depan Mapolres |
![]() |
---|
Wali Kota Salatiga Disentil Panitia Hak Angket DPRD, Diminta Taati UU dan Perbaiki Gaya Kepemimpinan |
![]() |
---|
Panitia Hak Angket DPRD Salatiga: Wali Kota Robby Diduga Langgar Aturan soal Relokasi Pasar |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Kompetisi, Lomba Dayung Sungai Tuntang Salatiga Jadi Ajang Cari Bakat Atlet Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.