Pekerja Freeport Asal Cilacap Tewas
Tetangga Kenang Pamitan Irawan Ketika di Cilacap, Taufiq: Ngotot Bertemu untuk Meminta Maaf
Kepergian Irawan (46), karyawan Freeport asal Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, menyisakan kisah mendalam bagi kerabatnya.
Penulis: Rayka Diah Setianingrum | Editor: deni setiawan
Kakak kandung Irawan, Sigit Wahyudi (47) masih ingat jelas bagaimana pertama kali kabar longsor itu dia dengar.
"Saya lihat di Facebook ada berita longsor."
"Tetapi waktu itu belum tahu kalau adik saya jadi korban," ucapnya.
Kabar duka baru benar-benar sampai ketika pihak keluarga dihubungi bahwa Irawan termasuk dalam pekerja yang meninggal.
"Mendengar adik meninggal, bagaimana lagi, sudah risiko kerja," lanjut Sigit.
Sebelum tragedi, komunikasi terakhir terjadi pada awal September 2025.
Pada Agustus 2025, Irawan pulang cuti enam bulanan.
Sigit mengatakan, pada awal September 2025, Irawan kembali ke Tembagapura untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah digelutinya bertahun-tahun.
Di mata keluarga, Irawan dikenal pendiam, sederhana, namun ringan tangan membantu.
Dia sering ikut menyumbang untuk musala dan masjid, bahkan kerap berkurban diam-diam tanpa banyak bicara.
"Terakhir dia bilang mau kurban lagi, tapi belum sempat terlaksana sudah keburu pergi," tutur Sigit.
Kini, duka tak hanya menyelimuti sang kakak, tetapi juga sang istri, Dwi Saptorini serta dua anak perempuannya yang masih duduk di bangku SD dan SMK.
PT Freeport membantu biaya perjalanan keluarga untuk mendampingi pemulangan jenazah dari Tembagapura hingga Cilacap.
"Saya dan istri adik saya kemudian berangkat ke Papua, dibiayai Freeport," ujarnya.
Sebagai anak kedua dari empat bersaudara, Irawan meninggalkan kesan dalam sebagai sosok tenang yang lebih suka membuktikan kebaikan lewat tindakan, bukan kata-kata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.