Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

DPRD Jateng

Sarif Abdillah Ajak Pemda di Jawa Tengah Berlomba Ciptakan Inovasi Pengelolaan Sampah

Sarif Abdillah mengajak pemerintah daerah di provinsi ini untuk terus berlomba menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
PENGELOLAAN SAMPAH: Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah. Sarif mengajak pemerintah daerah di provinsi ini untuk terus berlomba menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah. (Dok) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengajak pemerintah daerah di provinsi ini untuk terus berlomba menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah.

Menurutnya, semua potensi yang ada harus digerakkan dalam mengatasi sampah, agar tidak memunculkan persoalan di masa mendatang.

“Pemda punya aparatur, bahkan sampai tingkat terbawah tingkat RT. Potensi ini tentu bisa digerakkan untuk bersama-sama mengatasi permasalahan sampah,” ungkapnya, Kamis (9/10/2025).

Pria yang akrab disapa Kakung ini menegaskan, inovasi pengelolaan sampah sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini. 

“Tak hanya teknologi komunikasi dan informasi saja yang terus berinovasi, sistem pengelolaan sampah juga ikut berinovasi,” sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Kakung menyebut sejumlah daerah di Jateng sudah terus berinovasi dalam melakukan pengelolaan sampah.

20251010_Sarif Abdillah_pengelolaan sampah 2
PENGELOLAAN SAMPAH: Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah. Sarif mengajak pemerintah daerah di provinsi ini untuk terus berlomba menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah. (Dok)

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Jateng Sarif Abdillah: Energi Harus Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Sekitar

Dia mencontohkan, di Kabupaten Cilacap ada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) di Desa Tritih Lor. 

Fasilitas yang kini memasuki tahun keenam operasinya ini telah sukses mengolah sampah sebanyak 150 ton per hari menjadi bahan bakar alternatif yang bernilai ekonomi tinggi.

Hasil olahan RDF yang berbentuk pelet atau cacahan tersebut secara rutin dipasok ke pabrik semen sebagai pengganti batu bara. 

“Keberadaanya, tentu bisa menjadi pusat pembelajaran tentang bagaimana sampah bisa diubah menjadi energi dan memberikan manfaat ekonomi secara berkelanjutan,” terang legislator dari daerah pemilihan (dapil) Banyumas dan Cilacap ini.

Kakung juga menginginkan, penilaian Adipura tidak lagi hanya berbasis pada tampilan estetika kota, tetapi lebih banyak menekankan pada sistem pengelolaan sampah dan kebersihan.

“Keberhasilan Adipura tidak hanya bergantung pada pemerintah daerah, melainkan juga partisipasi masyarakat. Karenanya, Pemda juga harus mengajak warga untuk memulai perubahan dari rumah, salah satunya dengan memilah sampah dari sumbernya,” bebernya.

Baca juga: Sarif Abdillah Dorong Desa Jadi Pusat Wirausaha, Solusi Atasi Kemiskinan dan Ciptakan Lapangan Kerja

Gerakan ini, menurutnya, adalah lebih jauh mengajak masyarakat untuk membangun pola pikir baru tentang sampah. Di mana sampah bukanlah sekadar limbah yang harus dibuang, melainkan sesuatu yang bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai. 

Lingkungan bersih, bebas polusi, tidak ada penumpukan sampah, serta pembangunan infrastruktur yang baik, tentu menjadi dambaan setiap warga masyarakat. 

“Dengan kondisi lingkungan yang bersih, maka setiap aktivitas yang dilakukan pun dapat dijalankan dengan sehat,” tegas Kakung. (Laili S/***)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved