Tribun Jateng Hari Ini
Aksi Nekat Demi Konten, Septian dan Nata Tewas Tenggelam usai Melompat ke Sungai Gung
Satu pelajar tampak tidak bisa berenang, dan satu pelajar lain sempat melambaikan tangan , dan berteriak minta tolong.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Vito
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap rekan-rekan korban, Sakmadi menuturkan, diketahui aksi terjun bebas tersebut telah direncanakan sebelumnya dan sempat dibagikan melalui grup WhatsApp.
Ia menyebut, peristiwa bermula ketika kedua korban bersama tiga temannya berhenti di area sawah dekat jembatan. "Meski sempat diperingatkan warga agar tidak melompat ke sungai, keduanya tetap nekat melakukan aksi tersebut hingga akhirnya tenggelam," bebernya.
Tim gabungan dari Polri, BPBD, Basarnas, dan relawan SAR Arnavat dikerahkan dalam proses pencarian sejak Kamis sore hingga Jumat siang.
Ramai pelayat
Adapun, suasana rumah duka Septian Wahyu Ramadhani (16) siswa SMAN 4 Tegal, ramai didatangi pelayat ibu-ibu di Jalan Bawal Batu Buntu, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jumat (17/10).
Mereka menunggu kedatangan jenazah yang baru ditemukan sekira pukul 05.00. Orangtua almarhum Septian, Dwi Apriadi dan Retno, tampak sedih, dengan matanya sayu menahan tangis.
Dwi Apriadi mengatakan, dia sendiri yang menemukan jenazah anaknya di sungai sekitar Jembatan Langon. Saat Tim SAR menyelesaikan pencarian karena kesulitan malam hari, dia memilih tidur di bawah jembatan mengajak temannya.
"Saya tidur di bawah jembatan dengan feeling sebelum pagi (anaknya-Red) ketemu, mengapung, agar segera saya kebumikan, bagaimanapun kondisinya," katanya, kepada tribunjateng.com.
Saat pukul 05.00, Dwi dan temannya turun ke bawah sungai untuk mencari kedua korban. Tiba-tiba dia melihat bayangan hitam jalan, awalnya dikira itu plastik hitam. Kemudian oleh warga sekitar lokasi, ditarik pakai bambu yang diikat kabel, ternyata itu rambut.
"Setelah diangkat, korban ternyata Septian anak saya. Saya cari ambulans yang ready tidak ada, akhirnya pakai mobil pribadi dibawa ke RSUD Kardinah untuk visum," beber pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi online itu.
Dwi dan istrinya sangat terpukul kehilangan anak kedua dari empat bersaudara. Anaknya, Septian, merupakan anak yang periang, cepat punya teman, dan ramah.
"Septian juga aktif ikut berbagai kegiatan, seperti lomba azan, lomba tilawah, dan aktif di klub renang piranha," tuturnya. (Fajar Bahruddin Achmad)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251017-_-Evakuasi-Korban-Pelajar-SMA-Negeri-4-Tegal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.