Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Sanggar Greget Libatkan Ratusan Siswa Sanggar Tari dalam Seblak Sampur

Sanggar Greget Semarang melibatkan ratusan siswa pelbagai sanggar tari dalam kegiatan bertajuk “Seblak Sampur".

Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Selasa 21 Oktober 2025 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sanggar Greget Semarang menggelar kegiatan bertajuk “Seblak Sampur”.

Kegiatan itu melibatkan ratusan siswa dari berbagai sanggar tari di Jawa Tengah.

Ratusan penari mengikuti latihan tari bersama di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Jalan Sriwijaya, Kota Semarang.

Dalam kegiatan bertajuk “Seblak Sampur” tersebut para siswa tersebut belajar budaya menampi beras melalui proses latihan tari berjudul Tari Napeni.

Pengasuh Sanggar Greget, Yoyok Bambang Priyambodo menyebut, kebanyakan pesertanya anak-anak dan remaja.

"Kami ingin mengajak mereka agar juga bisa mengenal budaya masa lalu yang sekarang mungkin sudah sangat jarang ditemui, yaitu menampi beras dengan tampah,” kata maestro tari asal Semarang tersebut kepada Tribun Jateng, Senin (20/10/2025).

Yoyok menjelaskan, menampi adalah proses memisahkan beras dari sekam dan kotoran halus lainnya.

Menampi beras dulunya merupakan bagian dari rantai proses mengolah pangan di Indonesia.

Oleh karena itu, prosesi tersebut menjadi bagian lekat budaya kuliner yang cukup penting. 

“Kalau sekarang kita lihat, kebanyakan anak-anak hanya memahami kalau mau makan nasi ya cukup menanak nasi dari beras yang sudah ada dalam kemasan. Berasnya sudah bersih, jadi rangkaian proses ini (menampi) tidak dikenali mereka,” paparnya.

Kegiatan Seblak Sempur tersebut berlangsung di TBRS, Minggu (19/10/2025) lalu.

Kegiatan itu diikuti oleh ratusan siswa tari dari berbagai sanggar, antara lain Sanggar Lestari Semarang, Sanggar Sang Citra Kota Solo, Sanggar Sekar Kencono Batang, dan Sanggar Srimpi Pemalang.

Secara filosofis, Yoyok menambahkan bahwa menampi bisa diartikan sebagai proses penyaringan nilai melalui ketekunan dan keharmonisan.

Saat menampi menggunakan tampah, beras dipisahkan dari sekam dan kotoran halus lain dengan cara digoyang dan dilontarkan perlahan agar sekam atau kotoran halus melayang dan terpisah dari beras.

“Tentunya, yang menjadi kata kunci adalah tekun dan harmonis. Ini sangat diperlukan, bahwa setiap apa yang kita lakukan juga perlu dua hal itu. Tekun saat menjalankan, dan harmonis saat bersinggungan dengan yang lain,” kata Yoyok. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved