Berita Jawa Tengah
PW ISNU Jateng Ajak Diaspora NU Bersinergi Berkontribusi Nyata Membangun Indonesia
ISNU Jateng menggelar sarasehan "Sambung Rasa Diaspora NU dari Lima Benua: Dedikasi Diaspora Sarjana NU untuk Indonesia Maju."
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Tengah menggelar sarasehan "Sambung Rasa Diaspora NU dari Lima Benua: Dedikasi Diaspora Sarjana NU untuk Indonesia Maju."
Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025 itu, dilakukan secara daring, via Zoom, Jumat (24/10/2025) siang.
Ada enam narasumber yang mengisi kegiatan tersebut. Keenam narasumber itu merupakan diaspora sarjana NU di berbagai negara.
Baca juga: Momen Hari Santri, Pascasarjana UIN Saizu Promosikan Doktor dari Kalangan Santri
Baca juga: Kemenag Jateng Gandeng ISNU untuk Perkuat Peran dan Kebermanfaatan CTC
Enam narasumber itu adalah Rifki Irawan (Australia), Muhammad Syahril Imron (Belanda), Agus Hidayatulloh (Mesir), Lien Iffah Naf'atu Fina (Amerika), Muchammad Tholchah (Finlandia), dan Achmad Gazali (Jepang).
Ketua PW ISNU Jawa Tengah, Dr Fakhrudin Aziz mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati momentum Hari Santri Nasional 2025.
"Kegiatan ini digelar dengan latarbelakang semangat untuk memperingati Hari Santri Nasional," terangnya saat sambutan.
Lebih lanjut, Fakhrudin menyampaikan bahwa sarjana NU harus berkontribusi dalam pembangunan Indonesia.
"Tema sambung rasa, dedikasi diaspora sarjana NU untuk Indonesia maju, ini kami angkat lantaran mengingat ada beberapa tantangan, persoalan dari bangsa ini yang perlu dicarikan solusi," jelasnya.
Fakhrudin menyampaikan ada beberapa tantangan yang saat ini tengah dihadapi oleh Indonesia. Di antaranya literasi yang minim, kemiskinan, hingga kualitas pendidikan.
"Ada problem serius yang sedang dihadapi bangsa ini, seperti minimnya literasi, ini menjadi persoalan penting harus dicarikan solusi."
"Angka kemiskinan di Indonesia, juga masih cukup tinggi, dan itu cukup kontras dengan Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah."
"Kemudian kualitas pendidikan. Kalau berbicara pendidikan orientasinya harusnya bukan hanya sekadar selesai pada proses belajar mengajar. Namun pendidikan ini bisa menjadi aset untuk kemudian berkontribusi dalam pembangunan Indonesia," jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya, berbagai tantangan itu perlu didiskusikan hingga menghasilkan solusi. Sehingga ada peran nyata sarjana NU, diaspora sarjana NU untuk ikut berperan membangun bangsa ini.
Baca juga: UIN Walisongo Semarang Gelar Istighosah Peringati Hari Santri Nasional
Baca juga: Pjs Bupati Pekalongan Berharap Pengurus ISNU Jadi Agen Perubahan di Masyarakat
"Kamu harapkan, dalam sarasehan sambung rasa siang ini, nanti akan terbangun sinergi, antardiaspora di belahan dunia, untuk kemudian merumuskan sesuatu hal yang akan jadi kontribusi untuk ikut membenahi bangsa ini."
"Bangsa ini membutuhkan langkah kecil, yang mana langkah kecil ini nantinya menjadi embrio untuk pembangunan bangsa ini," paparnya.
| Halaqah Pengasuh Pesantren se Jateng, Gus Rozin: Tata Kelola Pesantren Harus Diperbaiki |
|
|---|
| PWNU Jateng Siapkan Langkah Perkuat Pesantren Hadapi Tantangan Zaman |
|
|---|
| Pemasangan Girder Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 6 Masih Berlangsung 5 Hari Lagi, Begini Prosesnya |
|
|---|
| Link Live Streaming CCTV Pantauan Banjir di Sayung Demak Jumat 24 Oktober 2025 |
|
|---|
| Taj Yasin: Wakaf Uang ASN di Jateng Bisa Dikolaborasikan dengan Masjid untuk Kembangkan Usaha |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.