Tribunjateng Hari ini
Dinkes Imbau Masyarakat Semarang Waspadai Penyakit Pascabanjir
Dinas Kesehatan Kota Semarang mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit menular pascabanjir.
Penulis: Achiar M Permana | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam, mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit menular yang berpotensi muncul setelah banjir.
Kondisi lingkungan yang lembap dan terganggunya sanitasi disebut menjadi faktor utama meningkatnya risiko penyakit pascabanjir.
"Pascabanjir, masyarakat perlu lebih waspada terhadap peningkatan risiko penyakit menular yang sering muncul akibat kondisi lingkungan yang lembap dan sanitasi yang terganggu," kata Hakam, Rabu (29/10/2025).
Menurut Hakam, ada beberapa penyakit yang perlu diantisipasi bersama, antara lain diare dan infeksi saluran pencernaan, leptospirosis, penyakit kulit, serta demam berdarah dengue (DBD).
Untuk diare dan infeksi pencernaan, Hakam menjelaskan penyakit ini biasanya disebabkan oleh air atau makanan yang terkontaminasi.
Ia mengimbau masyarakat memastikan air minum benar-benar bersih dengan cara merebus hingga mendidih atau menggunakan air kemasan.
"Cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah dari toilet juga sangat penting," imbau Hakam.
Dia menambahkan, leptospirosis juga menjadi salah satu penyakit khas pascabanjir, yang paling diwaspadai.
Penyakit ini ditularkan melalui air banjir yang tercemar urin tikus dan dapat masuk lewat luka terbuka di kulit.
"Dinas Kesehatan melalui petugas puskesmas yang turun ke wilayah banjir selalu mengingatkan warga agar tidak berendam lama di air banjir, serta segera mencuci tubuh dengan sabun setelah kontak dengan air banjir. Jika mengalami demam, nyeri otot, atau mata merah setelah banjir, segera periksa ke puskesmas terdekat," terangnya.
Selain itu, penyakit kulit seperti iritasi, gatal, dan infeksi juga disebutkan sering muncul akibat kontak dengan air kotor.
Masyarakat diminta menjaga kebersihan tubuh, segera mengganti pakaian kering, dan tidak mengenakan pakaian basah terlalu lama.
Hakam juga menyoroti ancaman DBD yang dapat meningkat setelah banjir surut.
"Setelah banjir surut, genangan air bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti," kata Hakam.
"Kami mengajak masyarakat untuk menerapkan 3M plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah air bekas, serta menggunakan lotion antinyamuk dan kelambu,” sambungnya.
| Jalur Tawang-Alastua Bisa Dilewati dengan Kecepatan 20 Kilometer per Jam |   | 
|---|
| Perang Saudara Sudan, Milisi RSF Bantai 2.000 Warga Sipil di Kota El-Fasher |   | 
|---|
| Gubernur Luthfi soal Banjir Semarang: Pokoke, Kaligawe Kudu Asat |   | 
|---|
| Hakam Segera Panggil Kepala Puskesmas Karangmalang untuk Klarifikasi |   | 
|---|
| DPUPR Blora Akui Ada Kecelakaan Kerja di Proyek Jembatan Temuwoh |   | 
|---|

 
			
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.