Berita Kajen
Tukang Rongsok hingga PKL Jadi Relawan SPPG Kulu Pekalongan, Nikmati Berkah Penghasilan Tetap
Perjalanan hidup Setyo Wibowo, dan Sulis warga Desa Kulu, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Perjalanan hidup Setyo Wibowo, dan Sulis warga Desa Kulu, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Wibowo yang dulunya bekerja sebagai tukang rongsok keliling dengan gerobak ini kini bertransformasi menjadi relawan di Satuan Petugas Pengelola Gizi (SPPG) Desa Kulu.
Sebelum bergabung di SPPG, Setyo selama dua tahun menekuni pekerjaan serabutan mengumpulkan barang bekas dari satu tempat ke tempat lain.
"Sebelum di SPPG Kulu, saya bekerja sebagai tukang rongsok keliling pakai gerobak selama dua tahun," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (31/10/2025).
Nasib baik menghampiri saat ada lowongan di SPPG Desa Kulu.
Mengetahui bahwa, yayasan pengelola program tersebut berasal dari daerah yang sama, Setyo pun memberanikan diri untuk mendaftar.
Baca juga: Pemkab Cilacap Genjot Perbaikan Drainase dan Pembangunan Jembatan untuk Cegah Banjir
"Yang mempunyai yayasan orang sini, jadi warga sini ditarik untuk bekerja di SPPG Desa Kulu," ujarnya.
Kini, setelah resmi menjadi bagian dari SPPG Kulu, Setyo merasakan perubahan besar dalam kehidupannya.
Pendapatan yang sebelumnya tidak menentu, kini berganti dengan gaji tetap yang bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
"Alhamdulillah setelah bekerja di sini, perekonomian keluarga terbantu. Yang biasanya tidak tetap untuk hasil uangnya, sekarang alhamdulillah mendapatkan gaji tetap," katanya.
Setyo mengaku, keluarganya sangat mendukung dan memberikan tanggapan positif terhadap pekerjaannya saat ini.
"Komentar keluarga sangat positif, karena saya sekarang bekerja di tempat yang jelas dan bisa membantu keluarga," tuturnya.
Hal yang sama juga dikatakan Sulis. Dulu ia berjualan makanan di pinggir jalan dengan penghasilan tidak menentu, kini ia bekerja di dapur Satuan Petugas Pengelola Gizi (SPPG) Desa Kulu dengan pendapatan tetap bahkan di atas UMR.
Sebelum bergabung dengan SPPG Kulu, Sulis mengandalkan usaha kecil menjual makanan di pinggir jalan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
"Setiap hari saya berjualan makanan di pinggir jalan, tapi tidak terlalu ramai," katanya.
Kesempatan baru datang ketika SPPG Desa Kulu membuka lowongan pekerjaan. Dengan tekad memperbaiki ekonomi keluarga, Sulis pun mendaftar dan diterima.
Kini, ia bekerja di dapur SPPG menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak sekolah penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Alhamdulillah setelah bekerja di sini, ekonomi keluarga sangat terbantu karena penghasilannya tetap, dan di atas UMR Kabupaten Pekalongan," ujarnya.
Meski harus berangkat malam untuk memasak, semangat Sulis tak pernah surut.
Ia justru merasa bangga, karena pekerjaannya memberi manfaat nyata bagi anak-anak di desanya.
"Keluarga sangat mendukung, walaupun saya harus berangkat malam, karena manfaatnya besar untuk anak-anak sekolah," katanya.
Menariknya, salah satu anak Sulis juga menjadi penerima manfaat dari program MBG.
"Anak saya pun penerima program MBG. Kalau sarapan di rumah biasanya susah, tapi kalau sarapan di sekolah bersama teman-teman pasti dimakan," ujarnya. (Dro)
| Wabup Pekalongan Sukirman: Tanam 100 Ribu Pohon Aren, Langkah Nyata Cegah Bencana dan Ekonomi Hijau |
|
|---|
| Pemkab Pekalongan Dorong Pemuda Jadi Penentu Sejarah Baru |
|
|---|
| Wabup Pekalongan Sukirman: Sinergi Pemerintah, Buruh, dan Ojol Kunci Kondusivitas Daerah |
|
|---|
| Kasus Kredit Porang BPR-BKK Pekalongan Belum Tamat, Kasi Intel Kejaksaan Jatmiko: Masih Lidik |
|
|---|
| Prestasi Lagi, Pemkab Pekalongan Sabet Penghargaan Nasional Bidang Kearsipan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251031_RELAWAN-MBG.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.