Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Fakta-fakta Tragedi di Kendal: Ibu Ditemukan Membusuk, Dua Anak Bertahan Hidup dengan Air Rebusan

Ini fakta-fakta dari tragedi penemuan jenazah seorang ibu rumah tangga di Boja, Kendal, yang ditemukan meninggal dalam kondisi membusuk di rumahnya.

|
Penulis: Nal | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUN JATENG/ AGUS SALIM
JENGUK KELUARGA - Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari menjenguk kedua anak Setianingsih yang terkulai lemas di RSI Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Setianingsih sebelumnya ditemukan meninggal pada 1 November dengan kondisi jenazah yang sudah membusuk. (Tribun Jateng/Agus Salim Irsyadullah) 

Dalam wawancara di rumah sakit, Putri mengaku bahwa sejak awal Oktober, ia dan adiknya tidak makan karena dilarang oleh ibunya untuk meminta bantuan tetangga.

“Ibu tidak mau kami merepotkan orang lain. Jadi kami disuruh diam di rumah. Kami cuma minum air putih direbus pakai kompor,” ujar Putri lirih.

Putri juga menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal dunia di Kalimantan pada 2017.

Sejak itu, keluarga mereka pindah ke Boja pada 2019 dan hidup tertutup meski dikenal mampu.

“Ibu dulu aktif di PKK, sering bantu tetangga. Tapi sejak beberapa bulan ini, jarang keluar,” tambahnya.

Sempat Dikenal Mampu dan Aktif di Lingkungan

Kepala Desa Wastoni menegaskan bahwa keluarga Setianingsih tidak tergolong miskin.

“Sebulan sekali mereka belanja bahan makanan satu becak. Jadi warga mengira hidupnya cukup."

"Tidak ada yang menduga kalau mereka menutup diri sampai seperti itu,” jelasnya.

Menurut penuturan warga, Putri sempat terlihat membeli roti seharga Rp 100 ribu di toko dekat rumah pada Jumat (3/10/2025). 

Setelah itu, rumah selalu tertutup rapat dengan lampu menyala di malam hari.

Baca juga: Kisah Dua Anak di Kendal Hampir Sebulan Hanya Minum Air Putih, Ibu Meninggal Tetangga Tak Tahu

Ramai di Media Sosial dan Respons Pemerintah Daerah

Tragedi ini viral di media sosial setelah warga mengunggah kabar penemuan jenazah dan kondisi dua anak korban.

Sejumlah netizen menyoroti minimnya kepedulian lingkungan sekitar terhadap keluarga Setianingsih.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Wastoni menepis tudingan bahwa warga bersikap abai.

“Tidak benar kalau dikatakan warga tidak peduli. Keluarga itu kami kenal aktif dan terlihat mampu. Kami juga ikut membantu pemulasaraan jenazah dengan layak,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengimbau agar perangkat desa dan masyarakat lebih peka terhadap perubahan perilaku warganya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved