Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Tubuh Nabila Mahasiswa UIN Terbawa Arus hingga Sejauh 10 Kilometer 

Korban terakhir, Nabila Yulian Dessi Pramesti (21), mahasiswa UIN Walisongo, yang terseret arus di Kendal akhirnya ditemukan.

Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Jumat 7 November 2025 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Evaluasi tersebut dilakukan setelah insiden yang menewaskan enam mahasiswa KKN di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. 

Rektor UIN Walisongo, Prof Nizar menyampaikan, evaluasi program tersebut berkaitan dengan keamanan, mitigasi risiko, hingga pengawasan.

"Keselamatan mahasiswa adalah prioritas utama universitas," kata Prof Nizar, Kamis (6/11/2025). 

Sebelumnya, 15 mahasiswa UIN Walisongo yang melaksanakan KKN terseret banjir di Tubing Genting Jolinggo, Desa Getas, Singorojo, Kendal, Selasa (4/11/2025).

Dari jumlah itu, enam mahasiswa dinyatakan tewas.

Korban terakhir, Nabila Yulian Dessi Pramesti (21), mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Keluarga Islam (HKI), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), UIN Walisongo, ditemukan, pada Rabu (5/11/2025) malam.

Selanjutnya jenazah Nabila dibawa ke kampung halamannya di Desa Majasari RT 11 RW 02, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. 

Menurut Nizar, KKN merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat, namun harus selalu dijalankan dengan kesiapsiagaan.

"Juga harus melalui pertimbangan keselamatan yang matang,” imbuhnya. 

Sebagai bentuk tanggung jawab, UIN Walisongo telah mengambil beberapa langkah untuk menanggapi peristiwa itu.

"Di antaranya menurunkan tim pendamping universitas dan dosen pembimbing KKN untuk mendampingi keluarga korban dan membantu proses pencarian di Kendal," lanjutnya.

Di Banyuringin

Jenazah Nabila ditemukan di sekitar Kedung Jinotro, Dusun Blanten, Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.

Lokasi penemuan jenazah Nabila berjarak sekitar 10 kilometer dari tempat kejadian awal, di Tubing Genting Jolinggo, Desa Getas, Singorojo.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Semarang, Budiono, awalnya tim SAR gabungan menerima informasi dari warga berkait dengan penemuan jenazah di Banyuringin, 10 kilometer dari Desa Getas ke arah hilir.

"Setelah dicek ternyata A1 bahwa yang ditemukan warga itu adalah korban terakhir yang sedang dicari," kata Budiono. 

Nabila merupakan korban keenam atau terakhir, dari peristiwa mahasiswa KKN UIN Walisongo terseret banjir bandang di Tubing Genting Jolinggo, Selasa lalu.

Sebelumnya tim SAR gabungan telah menemukan jenazah lima korban lain, semuanya mahasiswa UIN Walisongo. 

Penemuan jenazah Nabila ini mengakhiri pencarian Tim SAR gabungan yang dilakukan, sejak Selasa lalu.  

Pada pencarian hari pertama, Selasa, tim SAR menemukan tiga mahasiswa dari Prodi HKI dalam keadaan meninggal.

Korban pertama, Riska Amelia (21), mahasiswa asal Desa Penusuban RT 12 RW 01, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang.

Korban kedua, M Labib Rizqi (21), asal Desa Noyontaansari RT 02 RW 09, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

Dan korban ketiga, Syifa Nadhilah (21), asal Dusun Gombang, Desa/Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang. 

Pada pencarian hari kedua, Rabu, tim SAR menemukan tiga jenazah lain.

Selain Nabila, tim SAR Bima Pranawira (21), mahasiswa Pendidikan Fisika, dan Muhammad Jibril Asyrafi (21), mahasiswa Pendidikan Matematika, keduanya dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST).

Bima, mahasiswa asal Desa Sungonlegowo RT 02 RW 01, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ditemukan di Kedung Mlantingan atau berjarak sekitar 150 meter dari lokasi hanyut.

Adapun Jibril, mahasiswa asal Desa Krapyak RT 06 RW 09 Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, ditemukan di Karet Bulu Sawah Jolinggo atau berjarak 3,5 kilometer dari lokasi kejadian.

Penyisiran malam

Kasi Kedaruratan BPBD Kendal, Iwan Sulistyo mengungkap detik-detik penemuan jenazah Nabila oleh warga bersama tim gabungan yang masih melakukan penyisiran malam melalui jalur darat.

Jenazah Nabila ditemukan di pinggir sela-sela bebatuan dan tebing sungai sekitar Kedung Jinotro.

"Semalam (pada Rabu malam—Red) ternyata masih ada penyisiran melalui jalur darat kemudian ditemukan tanda-tanda korban," kata Iwan, Kamis.

Iwan menerangkan, tim gabungan yang berada di posko induk di Desa Getas kemudian langsung melakukan pengecekan.  

Setelah dinyatakan sesuai ciri-ciri, tim gabungan langsung mengevakuasi jenazah dan langsung dibawa ke posko induk.

"Tim kemudian luncuran untuk memastikan apakah itu korban atau bukan. Korban kemudian di angkat ke tanggul dan dibawa ke posko," sambungnya.

Lebih lanjut, Iwan mengungkapkan jika pencarian mahasiswa yang hanyut tersebut terkendala kondisi medan yang terjal, dengan kontur sungai dikelilingi tebing tinggi dan banyak pohon besar menghalangi perjalanan.

"Untuk medan memang kita akui cukup sulit, terjal juga. Karena banyak tebing dan pohon pohon yang cukup besar," ujarnya.

Kapolres Kendal, AKBP Hendry Susanto Sianipar, menyampaikan bela sungkawa atas kejadian yang menimpa mahasiswa tersebut.

"Dengan penemuan ini maka kami nyatakan operasi pencarian sudah dihentikan,” kata Hendry. 

“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan kami juga ucapkan terima kasih atas para pihak yang terlibat dalam operasi pencarian kali ini," tandasnya. 

Doa bersama

Sementara itu, pada Kamis malam, tak kurang dari 400 mahasiswa hadir dalam aksi solidaritas untuk enam rekan mereka yang menjadi korban terbawa arus sungai di Singorojo, Kendal.

Kegiatan yang digagas oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Walisongo tersebut berlangsung di area Landmark Kampus 3 UIN, Ngaliyan, Kota Semarang.

Ketua Dema UIN Walisongo, Muhammad Mu'tasim Billah, mengaku kaget mendengar peristiwa yang menimpa teman-temannya.

"Saat awal mendengar kabar, kami sempat tidak percaya. Dan ternyata ini sebuah accident. Kami malam ini menggelar aksi solidaritas dan doa bersama juga sekaligus arahan dari Rektor," kata dia.

Sebagai langkah yang akan diambil oleh Dema, pihaknya juga akan meminta evaluasi kepada LPPM UIN Walisongo atas kejadian ini.

"Ini menjadi kritik bagi LPPM selaku penanggung jawab KKN. Ke depannya, pengawasan dari kemahasiswaan itu harus ditambah," ujarnya.

Mahasiswa yang turut dalam proses evakuasi, M Yuzrul Rizanul Muna menyebut, saat kejadian seluruh mahasiswa KKN di lokasi tersebut berada di lokasi kejadian.

Hanya saja, untuk yang sembilan orang berada di area pinggir sehingga mereka bisa selamat saat banjir datang.

"Yang sembilan itu, semua sudah dievaluasi untuk pulang ke rumah atau ditarik oleh pihak kampus," kata Yuzrul. (Agus Salim Irsyadullah/F Ariel Setiaputra/Kompas.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved