Jateng
Tasyakuran PKB Jateng: Gus Dur dan Kiai Kholil Teladan Ulama Pemersatu Bangsa
PKB Jateng menggelar tasyakuran atas gelar pahlawan yang dianugerahkan kepada Syaikhona K.H. Kholil Bangkalan dan K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah menggelar tasyakuran atas gelar pahlawan yang dianugerahkan kepada Syaikhona K.H. Kholil Bangkalan dan K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selain tasyakuran, juga digelar diskusi publik "Jejak Langkah Pahlawan Nasional" dalam acara yang digelar di Kantor DPW PKB Jateng di Semarang, Kamis (13/11).
Ketua DPW PKB Jateng K.H. M Yusuf Chudlori mengatakan, Kiai Kholil merupakan guru segala guru. Sementara Gus Dur adalah guru bangsa sekaligus pendiri PKB.
"Karena itu tentu kita harus memanjatkan syukur dan bangga atas gelar ini," ujarnya.
Sosok yang akrab disapa Gus Yusuf ini menegaskan, bangsa yang besar adalah yang bisa menghargai jasa pahlawan.
Gus Yusuf menyebut, dari Kiai Kholil lahir kiai-kiai besar seperti K.H. Hasyim Asyari, K.H Wahab Chasbullah dan ulama besar lain.
"Adapun Gus Dur adalah tokoh demokrasi, pluralisme di Indonesia," sebut Gus Yusuf.
Khusus Gus Dur, kata Gus Yusuf, mengikuti prosesnya. Dia tak menampik ada pihak lain yang menyebut Gus Dur tak perlu gelar pahlawan karena sudah dicintai rakyat. Tapi itu menurutnya juga tidak salah.
"PKB juga memperjuangkan secara politik. Yang paling krusial adalah pencabutan TAP MPR Nomor II/MPR/2001 yang memberhentikan Gus Dur dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia dalam kasus Bulog Gate," terangnya.
Pencabutan ini didasarkan pada permohonan Fraksi PKB dan dianggap penting untuk rehabilitasi nama baik Gus Dur.
"Fraksi PKB sendiri memiliki ketua umum yakni Gus Muhaimin Iskandar," terangnya.
Menurut Gus Yusuf ini juga sebuah proses yang harus dipahami masyarakat. Dengan dicabutnya TAP MPR Nomor II/MPR/2001 maka proses pemberian gelar pahlawan bisa terus berjalan.
"Ini juga agar generasi ke depan anak-anak kita tidak membaca sejarah, bahwa Gus Dur diturunkan dari jabatannya sebagai Presiden karena kasus Bulog Gate," tegasya.
Kebanggaan lain, jelas Gus Yusuf, bahwa Kiai Kholil dan Gus Dur adalah tokoh yang lahir dari pesantren.
"Gelar ini juga bisa menjadi spirit pesantren yang belakangan ini disudutkan dengan sejumlah framing negatif. Mari kita lihat Gus Dur dan Mbah Kholil dengan spirit NKRI nya," terangnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/251113_pkb.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.