Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara 

Kisah Peternak Jepara Marsudi Pilih Kembangkan Kambing Bor: Dulu Dicibir. . .

Dari 35 ekor, kini kandang Marsudi menampung sekitar 140 kambing bor yang sehat dan produktif

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Tito Isna Utama
PERERNAKAN - Suasana peternakan kambing bor milik Marsudi (58) warga Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Pagi itu, di sebuah kandang sederhana di Desa Bawu, Kecamatan Batealit, suara kambing bersahut-sahutan memecah kesunyian. 

Di antara deretan kandang yang rapi, tampak Marsudi (58) berjalan perlahan sambil membawa pakan kering.

Dengan penuh perhatian, ia menatap satu per satu kambing berpostur kekar dan berwarna merah-putih.

Bukan kambing biasa, itulah kambing bor  jenis kambing asal Afrika Selatan yang kini mulai dikembangkan di Jepara berkat tangan dingin Marsudi.

“Saya mulai ternak kambing bor tahun 2001. Waktu itu di wilayah sini belum ada, kebanyakan orang pelihara kambing PE. Saya ingin beda,” kata Marsudi kepada Tribunjateng, Jumat (14/11/2025).

Baca juga: Polisi Bongkar Makam untuk Pastikan Penyebab Kematian ART di Jepara 

Bibit pertama ia datangkan dari Lampung, Jawa Timur, hingga Australia. 

Modalnya kala itu pas-pasan, tapi tekadnya bulat. 

Dari 35 ekor, kini kandangnya menampung sekitar 140 kambing bor yang sehat dan produktif.

Marsudi tak sekadar menjual kambing untuk daging. 

Ia lebih fokus pada pembibitan genetik menjual kambing bor berdasarkan kualitas keturunannya.

“Kalau daging per kilo sekitar Rp 80 ribu. Tapi kalau genetik, tergantung serinya. Seri tiga bisa Rp 4,5 juta, kalau fullblood bisa sampai Rp 25 juta per ekor,” katanya bangga.

Kambing bor terkenal dengan daging padat, tulang kecil, dan aroma yang tidak prengus. 

Itulah sebabnya, dagingnya banyak diburu untuk acara aqiqah dan kurban. 

Sementara kambing genetiknya menjadi incaran para peternak yang ingin mengembangkan bibit unggul.

“Kambing bor ini tahan penyakit dan mudah beradaptasi. Asalnya dari Afrika, tapi diternakkan di Australia. Jadi mau ditaruh di mana pun insyaallah aman,” jelasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved