Berita Jepara
Kisah Peternak Jepara Marsudi Pilih Kembangkan Kambing Bor: Dulu Dicibir. . .
Dari 35 ekor, kini kandang Marsudi menampung sekitar 140 kambing bor yang sehat dan produktif
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muslimah
Awal Marsudi terjun ke usaha ini tidak mudah.
Ia sempat dicemooh karena kambing bor berpostur lebih pendek dibandingkan kambing lokal, sehingga tidak menarik perhatian di pasar tradisional.
Namun, ia tahu potensi sebenarnya bukan di pasar, melainkan di kualitas daging dan genetiknya.
“Dulu dibawa ke pasar nggak dilirik, karena posturnya pendek. Tapi saya tahu dagingnya lebih padat dan kerakasnya lebih banyak. Sekarang orang baru sadar,” ujarnya sambil terkekeh.
Untuk menjaga kualitas ternaknya, Marsudi menerapkan konsep pakan kering. Selain membuat kambing lebih sehat, kotorannya juga tidak bau.
“Kalau pakan basah itu bikin kandang cepat kotor dan baunya kuat. Kalau kering, bersih dan tidak menyengat,” tambahnya.
Menurutnya, pengembangan kambing bor bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang memiliki potensi besar di sektor peternakan.
Kini, setiap kali melihat kambing - kambingnya tumbuh sehat dan gemuk, Marsudi merasa perjuangannya terbayar.
Ia tak pernah menyangka keputusan “berbeda” dua puluh tahun lalu justru membuatnya dikenal luas di kalangan peternak.
“Dulu orang menganggap saya aneh, sekarang banyak yang datang belajar. Alhamdulillah, artinya usaha ini mulai diterima,” ucapnya dengan mata berbinar.
Bagi Marsudi, beternak bukan sekadar mencari untung.
Ini tentang ketekunan, kesabaran, dan keberanian mencoba hal baru.
Di tengah kandang yang sederhana itu, lelaki 58 tahun ini membuktikan bahwa dari desa kecil di Jepara pun, inovasi bisa tumbuh bahkan dari suara kambing yang dulu tak dilirik orang.
Kesuksesan Marsudi menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Jepara.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, menyebut kambing bor memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan daerah.
“Kami akan fokus. Kami sudah diskusi dengan Baznas dan akan mengembangkan kambing bor di wilayah Kecamatan Batealit,” ujar Bupati Witiarso. (ITO)
| 79 Ribu Warga Jepara Tak Lagi Terima Bansos, Kadispermades: Terindikasi Tak Layak hingga Judol |
|
|---|
| Terdengar Suara Rintihan dari Gubuk, Ternyata Mbah Mariyah yang Hilang 2 Hari lalu |
|
|---|
| Dalam Sehari, Damkar Jepara Evakuasi Dua Ular Besar di Ngabul dan Kecapi |
|
|---|
| Lonjakan Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Jepara Cermin Krisis Empati Sosial |
|
|---|
| Bupati Wiwit Ajak Santri Jepara Jaga Spirit Keislaman dan Kebangsaan di Hari Santri 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251114_jepara.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.