Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Keluarga Ungkap Hasil Autopsi Kematian Dosen Muda Untag: Jantung Pecah Karena Aktivitas Berat

Terungkap, Hasil Autopsi Kematian Dosen Muda Untag Semarang: Jantung Pecah Karena Aktivitas Berat.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: M Zainal Arifin
Tribunjateng.com/Iwan Arifianto
KENANG DOSEN - Ratusan mahasiswa Untag Semarang menggeruduk Markas Polda Jawa Tengah buntut kasus kematian dosen muda berinisial DLL (35), Rabu (19/11/2025). Mahasiswa menuntut polisi mengungkap kasus ini secara transparan. 

Hal yang sama diungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes pol Dwi Subagio.

Ia menekankan, hasil autopsi belum bisa dirilis menunggu dokumen tertulis dari dokter yang melakukan autopsi.

"Kami belum mendapatkan hasil otopsi secara tertulis. Nanti kalau sudah mendapatkan akan kita minta keterangan dokter tersebut. Seusai dengan hasil yang telah dilakukan," ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan, Kepolisian mengungkap kematian dosen muda di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) berinisial DLL (35) disebabkan karena sakit.

Dugaan ini muncul karena korban sempat berobat ke rumah sakit Tlogorejo Semarnag dua hari berturut-turut sebelum meninggal dunia.

"Penyebab kematian korban diduga karena sakit. Sebab, dua hari berturut (15-16 November) korban berobat ke rumah sakit Tlogorejo Semarang," ucap Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir kepada Tribun, Selasa (18/11/2025).

Baca juga: Kondisi Dosen Untag Semarang Ditemukan Tewas di Hotel, Ada Darah di Hidung, Mulut dan Bagian Intim

Korban sebelumnya ditemukan tewas di sebuah kamar kos-hotel (kostel) di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025) sekira pukul 05.30 WIB.

Informasi yang dihimpun Tribun, korban telah menempati kostel tersebut sejak dua tahun terakhir.

Kematian korban diketahui pertama kali oleh seorang polisi berinisial B berpangkat AKBP.

Diduga polisi ini merupakan orang dekat korban. Polisi ini pula yang mengantarkan korban ke rumah sakit.

Nasoir mengatakan, hasil rekam medis terakhir korban di rumah sakit tersebut tercatat tensi darahnya sekitar 190 milimeter air raksa dan gula darah 600 miligram per desiliter.

Korban hanya menjalani rawat jalan selepas memeriksakan ke dokter.

"Jadi diduga korban meninggal dunia karena sakit. Tim Inafis Polrestabes Semarang juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved