Berita Purbalingga
Viral Foto PKL Penuhi Trotoar di Purbalingga, Pihak Kelurahan Pastikan Gambar Rekayasa AI
Sebuah unggahan yang memperlihatkan deretan pedagang kaki lima (PKL) memenuhi trotoar dan badan jalan viral di Purbalingga.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Sebuah unggahan yang memperlihatkan deretan pedagang kaki lima (PKL) memenuhi trotoar dan badan jalan di perempatan Rumah Sakit Harapan Ibu (HI) Purbalingga, viral di media sosial dan memicu keresahan warga.
Dalam unggahan tersebut, area samping kanan rumah sakit atau tepatnya di depan Masjid Ash Shobari terlihat sangat padat oleh pada PKL, sehingga menimbulkan keluhan soal terganggunya akses pejalan kaki dan pengguna jalan.
Namun setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut, pihak Kelurahan Kalikabong menyatakan bahwa, kondisi di lapangan nyatanya tidak sepadat seperti yang digambarkan dalam unggahan viral tersebut.
Kepala Kelurahan Kalikabong, Irfan Naufal bahkan menegaskan bahwa, foto yang beredar itu diduga merupakan hasil rekayasa AI, terlihat dari adanya logo aplikasi Gemini pada gambar yang diunggah.
"Saat saya mendapatkan laporan, saya memang agak kurang yakin, karena saya sendiri sering lewat situ. Tetapi setelah saya cek kembali, ternyata hasil foto itu tidak nyata. Ada logo aplikasi Gemini AI di bawahnya. Aslinya tidak sepadat itu," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (21/11/2025).
Irfan juga menyatakan para PKL tersebut juga tidak sebanyak itu. Berdasarkan data yang diperoleh, hanya ada 12 pedagang yang aktif berjualan.
"Mereka juga sudah terkoordinir. Ada tim atau paguyuban khusus. Mereka bahkan sudah menarik uang kebersihan untuk tim mereka sendiri. Jadi dari mereka, untuk mereka sendiri," katanya.
Baca juga: Terus Meluas, Pergerakan Tanah di Maribaya Purbalingga Sebabkan Puluhan Keluarga Mengungsi
Meskipun demikian, Irfan menyatakan tetap menanggapi adanya keluhan warga. Pihaknya bersama Satpol PP disampaikan sudah turun langsung untuk menindaklanjuti hal tersebut.
Namun sebelum datang ke lokasi, Irfan menyatakan telah mendata latar belakang masing-masing pedagang tersebut.
"Setelah itu barulah kami datang untuk melihat langsung ke lapangan. Itupun kami tidak langsung melakukan tindakan represif, mengingat kondisi ekonomi pedagang yang memang saat ini sedang tidak stabil. Sehingga kami hanya memberikan teguran dan pendataan saja," terangnya.
Meski berada di lokasi yang tidak sesuai dengan aturan, pihaknya menegaskan penanganan tetap mengedepankan sisi kemanusiaan.
"Sehingga kami peringati kepada para pedagang, agar fungsi awal trotoar sebagai ruang pejalan kaki ini jangan sampai hilang. Kami sampaikan agar mereka ini jangan menaruh meja ataupun kursi di trotoar, supaya pengguna jalan juga tetap mendapatkan haknya," ujarnya.
Menurut Irfan, kesan sesak yang dikeluhkan warga di lapangan bukan semata karena PKL saja, melainkan juga dipengaruhi oleh keterbatasan lahan parkir di Rumah Sakit Harapan Ibu.
"Yang mungkin sering dianggap warga menganggu itu sebenarnya juga dari fasilitas parkir di Rumah Sakit HI yang menurut kami masih kurang. Hingga akhirnya menumpuk bersama dengan pedagang, jadi kelihatannya lokasi itu sangat sempit," katanya.
Sehingga, selain berkoordinasi dengan PKL, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pengelola parkir di RS HI untuk dapat ditingkatkan dan melarang orang yang akan datang ke rumah sakit untuk parkir di bahu jalan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251121_PKL-di-Purbalingga-viral.jpg)