Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Tak Mau Ikut Campur, PWNU Jateng Desak Islah di PBNU: Gus Yahya Disarankan Meminta Maaf

Risalah Rapat Harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Kamis (20/11/2025) beredar di internet.

NU Online
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam konferensi pers yang digelar di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2023). 

“Kami tidak berposisi mendukung atau tidak mendukung. Kami menganggapnya ini adalah perbedaan pendapat yang sedang terjadi,” kata dia.

Kedua, pihaknya memohon kepada para pemegang otoritas, para pemegang mandat muktamar di PBNU, untuk mengusahakan suatu konsensus agar semua berjalan normal kembali.

“Mengusahakan suatu konsensus agar ada kesepakatan yang menuju kepada saling kepemahaman terhadap perkembangan NU ke depan, jangka panjang, tidak berpikir jangka pendek, apalagi muktamar tinggal setahun lagi. Ketiga, kalau konsensus itu tercapai, sudah disepakati, tentu dengan keterlibatan berbagai pihak, saya kira kita ada dalam posisi mendukung konsensus itu, tidak dalam konteks mendukung perbedaan paham ini, tapi mendukung konsensus itu,” jelas Gus Rozin.

Konsensus itu, menurutnya, berarti saling pemahaman. Salah satunya misalnya islah (rekonsiliasi).

“Atau hal-hal yang lain, yang saya kira menyepakati sesuatu agar kita semua berjalan normal kembali. Salah satu konsensus itu mungkin masing-masing pihak mundur selangkah. Mungkin Gus Yahya bisa meminta maaf, kalau dianggap bersalah lo ya,” kata dia.

Gus Rozin menambahkan, salah satu wujud konsensus lain misalnya adalah meninjau kembali permintaan pengunduran diri terhadap Gus Yahya.

“Dan mungkin juga permintaan mengundurkan diri itu juga bisa ditinjau kembali, itu kan salah satu opsi konsensus saya kira,” kata dia.

Terkait kontroversi diundangnya Peter Berkowitz dalam AKN NU, Gus Rozin memandangnya sebagai suatu perbedaan pendapat yang rumit.

“Ini complicated ya. Soal tamu-tamu yang diundang itu complicated karena ada perbedaan pandangan di situ. Dengan berbagai pertimbangan yang mungkin berbeda. Yang satu memandang perlu untuk mengundang beberapa orang tertentu agar kita bisa memahami perspektif mereka, satu lagi berpandangan tidak perlu, buat apa mengundang para pendukung zionis, kan begitu kira-kira. Ada perbedaan pendapat itu yang kemudian meruncing,” papar Gus Rozin.

Ketika ditanya apakah artinya dirinya masih mengedepankan husnuzan atau prasangka baik terkait pertimbangan PBNU mengundang Peter Berkowitz, Gus Rozin membenarkan.

“Betul. Betul seperti itu (husnuzan),” tandas dia. 

Baca juga: Bertemu Mantan Ketua Umum PBNU, Yoyok Sukawi Dapat Dukungan Pimpin Kota Semarang

Sementara, dikutip dari laman NU Online, Gus Yahya sendiri telah memohon maaf terkait polemik kedatangan Peter Berkowitz yang seorang akademisi pro-Zionis Israel.

Dia mengaku khilaf dan tidak cermat memeriksa rekam jejak Berkowitz sebelum mengundangnya menjadi pemateri dalam AKN NU pada Jumat (15/8/2025) lalu.

“Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber,” ucap Gus Yahya, Kamis (28/8/2025), sebagaimana dikutip NU Online. (mzk)

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved