Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Wabah Chikungunya Serang Warga Sugiharjo Pati, Ciri Awal Nyeri Sendi Tak Bisa Gerak

Wabah chikungunya menyerang puluhan warga di Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati dalam 10 hari terakhir ini.

Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
Net via Tribun Jabar
CHIKUNGUNYA - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebab chikungunya. Saat ini puluhan orang di Kabupaten Pati menderita chikungunya. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Wabah chikungunya menyerang warga di Kabupaten Pati dalam 10 hari terakhir ini. Saat ini ada puluhan orang menderita sakit.

Bahkan diinformasikan, satu warga di Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati ada yang meninggal. Namun belum diketahui secara pasti apakah dikarenakan chikungunya atau penyakit lainnya.

Berkaitan dengan hal itu, Dinkes pun terus penyelidikan epidemiologi dan kunjungan lapangan.

Disebutkan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan langkah paling efektif mengendalikan penyebaran chikungunya.

Baca juga: Serunya Gogo Bandeng: Warga Pati Berebut Ikan dengan Tangan Kosong di Festival Berkat Bandeng 2025

BREAKING NEWS, Santri Ponpes Tewas Tenggelam di Sungai Wulung Blora

Warga Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati resah menyusul merebaknya wabah chikungunya yang menyerang puluhan warga dalam beberapa pekan terakhir.

Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu menimbulkan gejala demam tinggi, nyeri sendi hebat, ruam kulit, hingga membuat penderitanya sulit berjalan.

Informasi dari warga setempat menyebutkan, kasus mulai bermunculan sejak sekira satu bulan lalu, terutama di Dukuh Gilis yang meliputi RT 01, RT 02, dan RT 05.

Hingga kini, ditemukan warga yang terjangkit setiap harinya.

Sutrisno, tokoh masyarakat Desa Sugiharjo mengatakan, banyak warga terpaksa beraktivitas dari rumah karena nyeri sendi yang membuat tubuh terasa layu dan sulit bergerak. 

“Ciri awalnya muncul ruam. Badan layu, tidak bisa berjalan beberapa hari."

"Setelah imunnya menguat, baru bisa bergerak lagi,” ujar dia seperti dilansir dari Kompas.com, Minggu (23/11/2025).

Menurut dia, penularan cenderung terjadi dalam lingkup keluarga.

Jika satu anggota terjangkit, anggota lain biasanya ikut terinfeksi.

“Kalau dalam keluarga belum kena semua, biasanya belum selesai,” ujarnya.

Sebagian warga yang demam dirujuk ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan, tetapi kebanyakan hanya dirawat di rumah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved