Berita Jepara
Perjuangan MAP Remaja Penderita Tumor Otak, Baznas Jepara Salurkan Bantuan
Perjalanan MAP dan keluarganya adalah potret kecil dari betapa mahalnya perjuangan melawan penyakit berat
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Di sebuah rumah sederhana di Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, kehidupan keluarga Nur Wahid berubah seketika sejak Juni 2025 lalu.
Putra pertamanya, MAP (15) yang semestinya bersiap memasuki bangku SMA, justru harus berjuang melawan tumor otak yang tiba-tiba menyerangnya.
Sejak divonis dokter, hari-hari keluarga ini terasa seperti menapaki jalan panjang yang penuh ketidakpastian.
Setiap pekan, mereka harus menempuh perjalanan ke Semarang untuk menjalani kemoterapi di RSUP Kariadi.
Di balik itu, ada biaya besar yang membayangi, terutama obat-obatan yang tidak semuanya ditanggung BPJS Kesehatan.
“Saya ini cuma buruh pabrik. Tapi sebagai orang tua, apa pun saya lakukan supaya anak saya bisa sembuh,” kata Nur Wahid kepada Tribunjateng, Sabtu (15/11/2025).
Belakangan, MAP lebih banyak menghabiskan waktu di rumah singgah kanker di Semarang.
Tubuh remaja itu tampak ringkih, namun ada semangat yang tak pernah padam ketika ia bercerita tentang cita-citanya untuk kembali sekolah.
“Saat daftar SMA kemarin itu, dia masih semangat. Tapi tiba-tiba sakit. Kami nggak nyangka sama sekali,” ujarnya.
Di tengah perjuangan yang nyaris membuat keluarga ini menyerah, uluran tangan datang melalui BAZNAS Jepara.
Bantuan biaya pengobatan yang disalurkan menjadi secercah harapan di tengah beban yang membukit.
Bagi Wahid, bantuan itu bukan sekadar angka.
Ia menyebutnya sebagai penopang napas, yang membuat mereka bisa melanjutkan pengobatan tanpa harus memikirkan bagaimana membayar obat esok hari.
“Alhamdulillah kami sangat terbantu. Terima kasih kepada BAZNAS dan para pemberi zakat. Ini sangat berarti bagi kami,” ucapnya.
Penyerahan bantuan itu turut disaksikan Kepala Desa Bawu, Kuwat Setiawan, yang sejak awal mengikuti perjalanan keluarga ini.
“Sudah banyak warga kami yang dibantu BAZNAS. Dan hari ini, bantuan ini tidak hanya meringankan biaya, tapi menguatkan hati keluarga Pak Wahid,” kata Kuwat.
Ketua BAZNAS Jepara, Sholih, menyebut bantuan tersebut bersumber dari zakat, infak, dan sedekah masyarakat Jepara yang kembali disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
“Yang kami berikan bukan hanya dukungan materi, tapi juga doa dan semangat untuk ananda MAP agar terus kuat menjalani pengobatan,” ujarnya.
Perjalanan MAP dan keluarganya adalah potret kecil dari betapa mahalnya perjuangan melawan penyakit berat.
Namun juga bukti bahwa kepedulian sosial masih hidup di tengah masyarakat.
Di rumah kecil di Bawu itu, setiap bantuan yang datang, sekecil apa pun, berubah menjadi harapan baru.
Bagi Wahid, harapan itu adalah bahan bakar untuk tetap berdiri, demi anak sulungnya yang masih ingin kembali sekolah dan mengejar cita-citanya.
Di tengah ketidakpastian, solidaritaslah yang membuat mereka percaya, bahwa perjuangan ini tak mereka jalani sendirian. (Ito)
| Jepara Tampil sebagai Pusat Inovasi Musik Etnik Akhir Pekan Ini |
|
|---|
| Apindo Jepara Usulkan Kenaikan UMK Hanya 4 Persen, Ingatkan Risiko Kaburnya Investasi Padat Karya |
|
|---|
| Dewan Pengupahan Jepara Gelar Rapat Awal, Penentuan UMK dan UMSK Masih Menunggu Regulasi Pusat |
|
|---|
| Peluh dan Asap di Dapur Ozilan: Perjuangan Perantau Bangun Usaha Kerupuk di Jepara |
|
|---|
| Kesaksian Warga Ungkap Misteri Kematian ART di Jepara, Korban Dijemput Paksa Lima Pria Misterius |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251115_JEPARA2.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.