Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kajen

Tak Hanya Gizi, Program MBG Juga Buka Lapangan Kerja di Desa Kulu, Pekalongan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya memberikan manfaat dari sisi pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: raka f pujangga
Tribunjateng/Indra Dwi Purnomo
SPPG KULU PEKALONGAN - Suasana dapur MBG di SPPG Kulu, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Pemilik Yayasan Cahaya Inspirasi Dunia, Sutriyanto mengatakan,  keberadaan program MBG turut membantu pemerintah desa dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. 

Bahkan, beberapa siswa di salah satu SD di Desa Kulu memberi 'bintang lima' sebagai bentuk apresiasi terhadap cita rasa menu MBG yang disajikan.

Ia menjelaskan, proses pengolahan makanan dilakukan secara ketat untuk memastikan setiap porsi yang dikirim tetap higienis dan bergizi. Semua bahan baku, seperti sayuran, buah, dan daging, disortir dengan cermat. Bila ditemukan bahan yang tidak layak, langsung dikembalikan ke pemasok untuk diganti.

"Kami benar-benar menjaga kualitas. Semua bahan diseleksi sebelum dimasak."

"Kalau ada sayur busuk, langsung kami kembalikan. Suhu makanan pun kami jaga agar tetap sesuai standar sebelum dibagikan," terangnya.

Selain program MBG reguler, SPPG Kulu juga telah menjalankan program Bantuan Pangan Bergizi (B3) bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di Desa Kulu. Program ini sudah berjalan selama satu bulan, dengan 131 penerima manfaat.

Menu MBG sendiri dirancang seminggu sekali untuk enam hari penyajian, dengan variasi yang memperhatikan nilai gizi dan selera anak-anak.

"Kami ingin anak-anak tidak bosan, jadi menunya berganti setiap minggu," tambahnya.

Menariknya, para relawan di dapur MBG SPPG Kulu berasal dari berbagai latar belakang. Ada yang sebelumnya pencari barang rongsokan hingga mantan anak nakal.

Namun, kini mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab dan profesional.

Baca juga: Peluang Emas Petani, Pemkab Kebumen Dorong Beras Lokal Jadi Bahan Baku Utama Program MBG

"Sebelum bekerja, kami ingatkan bahwa di SPPG harus profesional. Alhamdulillah, semua relawan bekerja dengan baik dan disiplin," ujarnya.

Kendati demikian, Asad mengaku tidak semua permintaan sekolah bisa dipenuhi. Beberapa sekolah di luar Kecamatan Karanganyar, seperti di Desa Nyamok, Kecamatan Kajen pernah mengajukan kerja sama, namun tidak dapat dilayani karena aturan baru melarang lintas kecamatan.

"Sesuai juknis terbaru, kami hanya bisa melayani wilayah maksimal 20 menit dari dapur. Jadi yang jauh seperti SMK Diponegoro Kayuguritan belum bisa kami layani," jelasnya. (Dro)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved