Berita Batang
PMI Batang Genjot Kekuatan Relawan Kecamatan, Siaga 24 Jam Hadapi Bencana
PMI Batang kini telah menempatkan relawan tingkat kecamatan sebagai ujung tombak penanganan bencana.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - PMI Kabupaten Batang menempatkan relawan tingkat kecamatan sebagai ujung tombak penanganan bencana. Langkah ini diambil demi mempercepat respons saat musibah datang tiba-tiba.
Wakil Ketua PMI Batang, Putut Husamadiman menegaskan bahwa kesiapsiagaan harus dimulai dari lingkungan terdekat.
"Bantuan pertama itu biasanya dari diri sendiri, lalu tetangga. Baru kemudian datang bantuan dari kabupaten atau pemerintah,” ujarnya, Senin (10/11/2025).
Baca juga: Ratusan Pesilat Pelajar Berlaga Sportif di Popda Batang 2025
Putut menyebutkan, PMI kini mengonsentrasikan sumber daya dan pelatihan kepada relawan di tiap kecamatan. Tujuannya memperkuat barisan siaga yang langsung bergerak saat bencana melanda.
PMI Batang telah mengirim dua relawan untuk mengikuti pelatihan evakuasi di Semarang.
"Ini bagian dari upaya peningkatan kualitas SDM yang siap terjun ke lapangan," tambahnya.
Tak hanya itu, beberapa langkah konkret juga telah dilakukan seperti prioritas kecamatan fokus utama kini pada relawan di tingkat kecamatan. Lebih dari 100 relawan aktif tersebar di Batang.
PMI juga membuka posko yang siap beroperasi 24 jam. PMI juga menggandeng warung langganan untuk suplai kebutuhan darurat, bahkan di malam hari.
Untuk mendukung operasional, PMI juga menyiapkan dapur umum, gergaji mesin untuk penanganan pohon tumbang, dan perahu karet untuk evakuasi korban banjir.
Putut menegaskan bahwa PMI tak bisa bergerak sendiri. Koordinasi dengan BPBD tetap menjadi poros utama.
Baca juga: Pemkab Batang Bersama UNICEF Dorong Pemahaman Hak Anak Lewat Sosialisasi CRC
“Mau enggak mau, kalau ada bencana, PMI itu enggak bisa langsung di depan. Kadang kami memang neng ngarep, tapi tetap harus koordinasi dulu dengan BPBD. Ora iso lepas,” tuturnya.
Meski begitu, dalam kondisi darurat seperti rumah roboh atau kebakaran, PMI kerap langsung turun ke lokasi setelah mengabari BPBD.
Terkait program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Putut mengakui bahwa bantuan PMI sudah melampaui batas yang disepakati.
Di satu kecamatan, tercatat lebih dari lima RTLH telah dibantu, padahal batas maksimal hanya dua.
PMI Batang berkomitmen untuk tidak membatasi bantuan bencana, meski program RTLH memiliki kuota tertentu.
“Tahun depan, kami akan usulkan dalam rapat kerja pembatasan maksimal dua RTLH per kecamatan. Kalau ada permintaan bantuan rumah lain, itu akan masuk kategori bantuan bencana, bukan RTLH,” pungkasnya. (*)
PMI Kabupaten Batang
kesiapsiagaan bencana
Relawan PMI Tingkat Kecamatan
Deni Setiawan
tribunjateng.com
| Pemkab Batang Bersama UNICEF Dorong Pemahaman Hak Anak Lewat Sosialisasi CRC |
|
|---|
| Inspektorat Batang Masuk Sekolah, Siswa SMAN 1 Bandar Dibekali Antikorupsi Sejak Dini |
|
|---|
| BPBD Batang Latih Pengelola Wisata Hadapi Bencana: Mulai BHD Hingga Praktik Evakuasi |
|
|---|
| Bupati Batang Sidak Program Makan Bergizi di SDN Pandansari 1, Tegaskan Pengawasan dan SOP Konsisten |
|
|---|
| Warga Keluhkan Jalan Gelap, Bupati Batang: Anggaran Terbatas, Kebutuhan 11.000 Titik PJU |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251110-_-Kesiapsiagaan-PMI-Batang-Terhadap-Bencana.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.