Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

BPBD Batang Latih Pengelola Wisata Hadapi Bencana: Mulai BHD Hingga Praktik Evakuasi

20 pengelola wisata dari berbagai penjuru Kabupaten Batang mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang digelar BPBD, Kamis (6/11/2025). 

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
PEMKAB BATANG
PELATIHAN EVAKUASI - 20 pengelola wisata di Kabupaten Batang mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang digelar BPBD, Kamis (6/11/2025). Pelatihan ini merupakan bagian upaya mendukung visi Bupati Batang dalam memajukan sektor wisata secara berkelanjutan dan aman. 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - 20 pengelola wisata dari berbagai penjuru Kabupaten Batang mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang digelar BPBD, Kamis (6/11/2025). 

Pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan sektor pariwisata menghadapi potensi bencana alam.

Kalakhar BPBD Kabupaten Batang, Wawan Nurdiansyah mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian upaya mendukung visi Bupati Batang dalam memajukan sektor wisata secara berkelanjutan dan aman.

Baca juga: Bupati Batang Sidak Program Makan Bergizi di SDN Pandansari 1, Tegaskan Pengawasan dan SOP Konsisten

Baca juga: Warga Keluhkan Jalan Gelap, Bupati Batang: Anggaran Terbatas, Kebutuhan 11.000 Titik PJU

"Kami fokus mengundang para pengelola wisata karena mereka berada di garis depan pelayanan publik. Harapannya, mereka tidak hanya memajukan wisata, tapi juga sadar akan pentingnya mitigasi bencana," ujarnya.

Pelatihan ini mencakup teori dan praktik penanganan darurat, termasuk Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang melibatkan tenaga medis dan Tim Reaksi Cepat (TRC).

Para peserta diajarkan prosedur penanganan korban secara aman agar tidak memperparah kondisi saat terjadi insiden.

"Jangan sampai niat menolong justru memperburuk keadaan karena tidak tahu SOP-nya. Itu yang kami tekankan," tambahnya.

BPBD menggandeng Disparpora untuk menjaring peserta dari 20 titik wisata, mulai dari wilayah utara hingga selatan Batang.

Selain itu, Koramil di tiap kecamatan turut dilibatkan sebagai bentuk sinergi lintas sektor.

Potensi bencana yang diwaspadai pun beragam.

Di wilayah selatan, ancaman tanah longsor dan pohon tumbang menjadi perhatian utama.

Sementara di utara, wisata air seperti tubing dan river adventure menghadapi risiko banjir dan arus deras.

"Keselamatan pengunjung harus jadi prioritas. Pengelola harus tahu cara mengelola risiko, bukan hanya menawarkan keindahan alam," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved