Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Muria

Mahasiswa UMK Gelar Mancing di Boks Stirofoam Berisi Ikan Lele dan Nila

Aksi unik dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK). Mereka membuka area memancing.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Rifqi Gozali
MEMANCING - Seorang pengunjung CFD Kudus tengah memancing di boks stirofoam di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Minggu (21/9/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Aksi unik dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK). Mereka membuka area memancing di tengah aktivitas car free day (CFD) di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Minggu (21/9/2025).

Area memancing yang dibuka oleh mahasiswa UMK ini cukup sederhana. Mereka membawa dua boks stirofoam yang masing-masing berukuran 80x60 sentimeter. Satu boks tersebut berisi ikan nila. Sato boks lainnya berisi ikan lele.

Satu di antara mahasiswa UMK yang berjaga di area memancing berteriak sembari mengenalkan kepada ribuan pengunjung CFD agar tertarik untuk memancing. Hal ini pun akhirnya menarik perhatian sejumlah pengunjung. Para pengunjung CFD pun mendekat, ada yang sekadar menonton aksi memancing di tengah jalan ini, ada pula yang mencoba sensasi memancing dengan membayar Rp 5 ribu untuk satu ekor ikan lele yang didapatkan.

Satu di antara pengunjung CFD yang mencoba sensasi memancing di tengah jalan yaitu Agus Suharto. Lelaki 52 tahun tersebut menerima tawaran memancing dari mahasiswa.

Agus lantas mengambil joran yang sudah tersedia di lokasi memancing. Joran plastik dengan panjang 70 sentimeter yang ujungnya telah terpasang senar dan umpan cacing pada kail pun dimasukkan ke dalam boks stirofoam. Tidak sampai 10 detik umpan Agus disambar lele. Agus mengangkatnya sembari kegirangan.

"Ya...dapat ikan," kata Agus teriak kegirangan.

Seekor lele pun didapat Agus. Dia harus bayar Rp 5 ribu untuk seekor lele tersebut dan juga mendapat bonus seekor nila.

Alasan Agus memilih memancing di tengah arena CFD ini karena baginya hal tersebut merupakan pengalaman unik. Pengalaman yang tidak bisa didapat setiap waktu. Apalagi Agus juga memiliki hobi memelihara ikan di kediamannya di Kelurahan Kerjasan, Kota Kudus. Di rumah ada berbagai macam ikan yang dipelihara, mulai dari lele, gurame, sampai nila.

Kemudian pengunjung CFD lainnya Ashfa Abiyan Musafa juga mencoba sensasi memancing di tengah kerumunan banyak orang. Bocah 11 tahun asal Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo yang memiliki hobi memancing di sungai tersebut kali ini merasakan sensasi memancing di tengah jalan. Setelah kail dimasukkan ke dalam boks stirofoam, tidak sampai 10 detik umpannya disambar. Seekor lele pin didapat.

"Senang ini dapat satu ekor lele dan dikasih bonus seekor nila," kata Ashfa didampingi ibunya, Ega Ristiyani.

Aksi memancing di dalam boks stirofoam tersebut bukan sekadar untuk mencari sensasi belaka. Di dalamnya terkandung kampanye program pengabdian masyarakat yang tebgah dilakukan oleh sejumlah mahasiswa UMK.

Pengabdian yang mereka lakukan yaitu pendampingan budi daya ikan melalui keramba di Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan. Para mahasiswa UMK yang menjalankan program pendampingan tersebut merupakan mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Muria Computer Club (MCC). Selama beberapa pekan terakhir melalui Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PKKO) para mahasiswa ini menggalakkan program keramba terapung untuk budi daya ikan air tawar di embung Desa Ngemplak.

"Dalam menjalankan program ini kami melibatkan kelompok masyarakat di Desa Ngemplak yang memang selama ini sudah melakukan budi daya ikan di embung," kata salah seorang mahasiswa UMK, Aditya Nur.

Program yang budi daya ikan yang dia galakkan bersama kawan mahasiswa lainnya yaitu berupa keramba ikan terapung. Kerambang apung ini dipilih karena di wilayah Ngemplak merupakan desa yang berisiko banjir. Alhasil saat banjir, ikan yang dibudidayakan akan keluar dan hilang. Dia menilai keramba apung lebih aman dan terjamin meskipun banjir melanda.

"Kalau banjir keramba apung masih tetap terapung. Jadi ikannya tidak lepas," kata Aditya.

Proses membuat kerampa apung tersebut dibuat dengan ukura  3x6 meter dengan kedalam 1,5 meter. Keramba tersebut juga sudah diisi bibit ikan. Di berharap selama proses pendampingan warga di Ngemplak bisa terus menjaga keramba tersebut. Dia ingin program tersebut bisa berkelanjutan. Lebih-lebih bisa semakin meningkat dan mampu meningkatkan perekonomian warga melalui budi daya ikan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved