Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Bencana Intai Kudus saat Musim Hujan, Sam’ani: Perlu Peningkatan Kesiapsiagaan

Banjir dan longsor menjadi ancaman paling nyata yang biasa terjadi di Kabupaten Kudus saat musim hujan

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Rifqi Gozali
CEK PERALATAN - Bupati Kudus Sam'ani Intakoris (dua dari kiri) saat meninjau sejumlah peralatan penyelamatan saat bencana dalam apel kesiapsiagaan bencana alam di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Selasa (4/11/2025) 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Banjir dan longsor menjadi ancaman paling nyata yang biasa terjadi di Kabupaten Kudus saat musim hujan. Hal inilah yang kemudian membuat Pemerintah Kabupaten Kudus siaga untuk menghadapi seluruh potensi bencana yang bisa saja terjadi kapan pun.

Kesiapan dalam menghadapi bencana tersebut telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus dengan menggelar apel kesiapsiagaan di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Selasa (4/11/2025). Dalam apel tersebut diikuti oleh 600 aparat gabungan dari BPBD, TNI, Polri, relawan, perusahaan swasta, dan organisasi masyarakat.

Dalam apel kesiapsiagaan ini juga sekaligus ajang mengecek sejumlah peralatan penyelamatan korban bencana. Di antara peralatan tersebut yaitu ambulans, pemadam kebakaran, perahu karet, dan sejumlah peranti pertolongan pertama pada korban bencana.

“Ini semua kami lakukan untuk menghadapi potensi ancaman bencana seperti banjir, longsor, kebakaran, dan cuaca ekstrem,” kata Bupati Kudus Sam’ani Intakoris.

Apel yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat ini, katanya, menandai bahwa bencana alam yang terjadi merupakan tanggung jawab bersama. Termasuk dalam penanggulangan dan penanganan juga melibatkan seluruh elemen masyarakat. Meski demikian, dia berharap Kudus bisa aman dari bencana alam.

Untuk potensi bencana alam yang bisa terjadi di Kudus misalnya yaitu tanah longsor yang mengancam di wilayah lereng Gunung Muria tepatnya di wilayah Kecamatan Dawe dan Kecamatan Gebog. Kemudian untuk bencana banjir, wilayah di Kudus yang paling berpotensi yaitu di Kecamatan Mejobo, Kecamatan Undaan, Kecamatan Jati, dan Kecamatan Kaliwungu.

“Untuk itu perlu adanya peningkatan kesiapsiagaan. Saya percaya dengan dedikasi seluruh peserta apel dapat menghadapi potensi ancaman bencana dengan lebih siap dan tangguh,” kata Sam’ani.

Selanjutnya, untuk potensi banjir yang bisa saja terjadi di Kudus saat ini sudah ada beberapa sungai yang sudah dinormalisasi. Namun masih ada beberapa aliran sungai yang masih butuh untuk dinormalisasi. Dalam hal ini pihaknya perlu koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

“Kemudian yang menjadi penyebab banjir berikutnya yaitu tumpukan sampah yang menyangkut di tiang jembatan. Kami imbau agar warga tidak membuang sampah di sungai,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama Kapolres Kudus AKBP Heru Dwi Purnomo juga menyiagakan 500 personel polisi dalam menghadapi potensi bencana alam. Personel sebanyak itu sudah diberi keahlian penyelamatan pertama pada korban bencana alam. Mereka siap diterjunkan kapan pun saat di Kudus terjadi bencana alam.

“Masing-masing anggota kemarin sudah beberapa kali melakukan pelatihan terkait kemampuan pertolongan pertama korban bencana alam termasuk kemampuan keterampilan memotong pohon yang tumbang dan sebagainya,” kata Heru. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved