Berita Semarang
Aktivis 98 Sebut Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto dan Marsinah Bersamaan Bentuk Absurditas Sejarah
Satu di antara Aktivis 98 di Semarang, Ahmad Dimyati menilai keputusan pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Satu di antara Aktivis 98 di Semarang, Ahmad Dimyati menilai keputusan pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dan Marsinah secara bersamaan sebagai bentuk absurditas sejarah dan ironi bangsa.
Saat dihubungi Tribun Jateng, Dimyati menyebut langkah itu sebagai “keputusan dari pemerintah yang abnormal.”
“Ini kontradiktif. Marsinah adalah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan industri dan kekuasaan di masa Orde Baru rezim yang justru dipimpin Soeharto,” ujarnya, Senin (10/11/2025).
“Lalu, bagaimana mungkin keduanya kini sama-sama disebut pahlawan?” tuturnya.
Menurut Dimyati, Marsinah adalah pahlawan bagi buruh dan perempuan sosok yang melawan sistem penindasan di bawah kekuasaan yang represif.
“Dia berani melawan industri yang menindas buruh. Dan perlawanannya saat itu di rezim Soeharto.
Pemerintah hari ini sedang menipu publik kalau seolah-olah sejarah itu bisa dilipat dan dijahit seenaknya,” katanya.
Baca juga: Pemerintah Tanggung Seluruh Biaya Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta, 13 Siswa Masih Dirawat
Ia menyebut keputusan ini menunjukkan bahwa negara kehilangan arah moral dan historis.
“Bangsa ini sedang kehilangan identitas dan entitasnya. Kemandirian, konsistensi terhadap nilai, semua hilang sejak era Orde Baru,” lanjut Dimyati.
Dimyati juga menyinggung bahwa pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto bukan hanya menyakiti ingatan korban pelanggaran HAM.
Tetapi juga mengaburkan pelajaran sejarah bagi generasi muda.
“Kalau pemerintah masih menutup mata atas luka masa lalu, kita akan terus jadi bangsa pelupa bangsa yang gampang dimanipulasi,” tegasnya.
Meski begitu, ia tidak menolak bahwa ada sebagian masyarakat yang menganggap Soeharto berjasa.
Namun, menurutnya, negara seharusnya tidak menjadi lembaga yang ikut menjustifikasi pandangan itu dengan gelar resmi.
“Kalau ada yang mau menganggap Pak Harto pahlawan, silakan. Tapi jangan negara yang memberi gelar.
| Warga Semarang Kena Tipu Rp120 Juta, Lagu Pesanannya Ternyata Dibikin Pakai AI |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Senin 10 November 2025: Hujan Petir |
|
|---|
| Sambut Hari Pahlawan di Semarang: 10.000 Peserta Akan Mengarak Bendera Merah Putih 1.945 Meter |
|
|---|
| 200 Tunanetra Seluruh Indonesia Meriahkan Jambore Al-Qur'an Braille di Semarang |
|
|---|
| Iswar Kenang Djoko Riyanto Suami Wali Kota Semarang: Sosok Penyeimbang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251110_Ahmad-Dimyati.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.