Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Turis China Tewas di Hostel Murah Bali, Banyak Kutu Busuk Diduga Picu Keracunan Massal

Hostel itu punya riwayat kutu busuk dan diduga baru difumigasi, memicu dugaan keracunan pestisida. Lebih dari 20 tamu alami gejala serupa, 10 kritis

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Instagram/ Bowin Indonesia
KUTU BUSUK- Turis China berusia 25 tahun tewas di hostel murah Canggu bertarif Rp150.000.  Korban muntah dan menggigil berjam-jam sebelum ditemukan tak sadarkan diri.  Hostel itu punya riwayat kutu busuk dan diduga baru difumigasi, memicu dugaan keracunan pestisida. 

Turis China Tewas di Hostel Murah Bali, Banyak Kutu Busuk Diduga Picu Keracunan Massal

 

Ringkasan Berita:
 
  • Turis China berusia 25 tahun tewas di hostel murah Canggu bertarif Rp150.000. 
  • Korban muntah dan menggigil berjam-jam sebelum ditemukan tak sadarkan diri.
  •  Hostel itu punya riwayat kutu busuk dan diduga baru difumigasi, memicu dugaan keracunan pestisida.
  •  Lebih dari 20 tamu alami gejala serupa, 10 kritis. 
  • Teman korban, Li, dirawat lima hari dan meminta hostel ditutup sementara karena banyak wisatawan lain juga mengaku terdampak.

 

TRIBUNJATENG.COM- Tragedi kematian seorang turis asal China di sebuah hostel murah kawasan Canggu kembali memicu sorotan tajam terhadap standar keamanan akomodasi di Bali. 

Korban berusia 25 tahun, berinisial Y, ditemukan tak bernyawa setelah mengalami muntah hebat dan menggigil berjam-jam di hostel yang hanya bertarif 9 dollar AS atau sekitar Rp 150.000 per malam.

Hostel tempat yang sebelumnya memang sudah disorot karena masalah kutu busuk.

 

Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Ranjang Susun

Menurut laporan The New York Post, Y ditemukan tidak responsif pada 2 September sekitar pukul 11.00 WITA. Ia ditemukan dalam keadaan setengah telanjang, tergeletak di ranjang susunnya di kamar dormitori yang ia sewa dengan harga murah tersebut.

Teman sekamarnya, Leila Li, yang juga mengalami gejala keracunan parah, menggambarkan momen ketika kondisi Y memburuk drastis.

“Y terlalu sakit untuk bangun atau meminta bantuan. Ia hanya berbaring di bunk-nya dan muntah selama berjam-jam,” kata Li.

Li sendiri tiga kali mendatangi pusat medis lalu dirawat intensif selama lima hari sebelum akhirnya selamat.

Li menegaskan bahwa kasus ini bukan kejadian satu-dua orang. Menurutnya, lebih dari 20 tamu hostel mengalami gejala serupa dalam waktu berdekatan, dan sedikitnya 10 orang sempat berada dalam kondisi kritis.

“Mereka mencoba menutupi apa yang terjadi. Saya ingin hostel ini ditutup sementara sampai semuanya jelas,” tegas Li.

Baca juga: Viral Dokter Bongkar Kebobrokan RSUD, Tak Ada Jubah Operasi Hingga Minim Alat Bedah: Keterlaluan!

Baca juga: Viral Bika Ambon Ci Mehong 2 Kali Kedapatan Serangga dan Kutu, Direview Tasyi dan Shely


Ada Riwayat Kutu Busuk, Diduga Ada Fumigasi Sebelum Gejala Muncul

Salah satu temuan yang memperkuat dugaan paparan zat berbahaya adalah riwayat buruk hostel tersebut yang sudah lama dikeluhkan karena kutu busuk.

 Li mengaku bahwa sehari sebelum gejala muncul, ia dan Y melihat salah satu kamar dekat mereka ditutup seperti habis difumigasi.

Mereka awalnya menduga gejala yang muncul hanyalah “Bali Belly” setelah makan malam bersama. 

Namun kondisi Li selalu memburuk setiap ia kembali ke kamar hostel murah itu.

“Dokter memastikan saya mengalami keracunan pestisida sekaligus keracunan makanan. Setiap saya kembali ke kamar untuk istirahat, gejalanya muncul lagi,” ujar Li.

Dugaan sementara mengarah pada kemungkinan residu pestisida dari proses fumigasi penanganan kutu busuk yang tak ditangani dengan aman di ruang tertutup.


Wisatawan dari Australia hingga Eropa Mengaku Mengalami Gejala Serupa

Setelah insiden Y menjadi pemberitaan internasional, Li mengaku banyak dihubungi wisatawan dari Australia, Eropa, dan Asia yang pernah menginap di hostel tarif Rp 150 ribuan itu. Mereka mengaku mengalami muntah, diare, pusing, dan gejala lain yang mirip dengan yang dialami Y.

Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka tidak pernah diberi informasi apa pun soal fumigasi atau risiko paparan pestisida.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved