Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fakta Baru Tragedi 6 Anak Tewas di Kubangan Bekas Tambang Balikpapan, 3 Korban Bersaudara

Duka menyelimuti warga Balikpapan Utara setelah enam anak meninggal tenggelam di kubangan bekas galian proyek di kawasan Grand City, Kelurahan Graha

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Tribun Kaltim
KUBANGAN BEKAS TAMBANG - Penampakan cekungan dalam di Jalan Pipa PDAM RT 37, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang menjadi lokasi tenggelam 6 anak. 

Fakta Baru Tragedi 6 Anak Tewas di Kubangan Bekas Tambang Balikpapan, 3 Korban Bersaudara

TRIBUNJATENG COM – Duka menyelimuti warga Balikpapan Utara setelah enam anak meninggal tenggelam di kubangan bekas galian proyek di kawasan Grand City, Kelurahan Graha Indah, Senin (17/11/2025). 

Fakta-fakta terbaru terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Kantor DPRD Balikpapan pada Selasa (18/11/2025), yang menghadirkan Ketua RT 37, Andi Firmansyah.

Berikut rangkuman fakta baru yang memperjelas penyebab tragedi memilukan ini:


1. Kubangan Terbentuk dari Lahan Digusur 10 Meter dan Dibiarkan Tanpa Pengawasan

Ketua RT 37, Andi Firmansyah, mengungkap bahwa kubangan besar yang merenggut nyawa enam anak itu bukan kolam alami. 

Kubangan itu tercipta setelah lahan di area Grand City digusur cukup dalam, bahkan mencapai sekitar 10 meter, lalu ditimbun kembali tanpa penataan yang benar.
Menurut Andi, lapisan atas tanah yang tidak padat membuat permukaan mudah berubah menjadi kolam air setelah hujan deras. Air yang tergenang terlihat jernih, sehingga anak-anak menganggapnya aman dan dangkal.

“Kedalamannya kurang lebih satu setengah meter dan berisi lumpur hidup. Dari atas tidak terlihat berbahaya karena airnya jernih,” jelasnya dikutip dari Kompas.com.

Andi juga menegaskan tidak ada tanda peringatan, pagar, atau pembatas yang mencegah anak-anak masuk ke area tersebut.

 

2. Berawal Saat Tujuh Anak Pulang Mengaji dan Salah Mengira Kubangan sebagai Tempat Bermain

Kronologi tragis dimulai ketika tujuh anak berjalan pulang setelah selesai mengaji.

 Mereka melewati kubangan bekas galian yang sudah sering menjadi lokasi bermain anak-anak setempat.

Melihat air terlihat jernih setelah hujan, enam anak memutuskan untuk mandi di dalamnya. 

Mereka tidak mengetahui bahwa permukaan tanah di bawah air merupakan lumpur hidup yang dalam dan tidak stabil.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved