Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Alasan Prabowo Minta Lauk MBG Pakai Telur Puyuh, Singgung soal Natal

Presiden Prabowo meminta lauk MBG yang biasa pakai telur ayam diganti telur puyuh, untuk menekan inflasi.

Penulis: Yayan | Editor: M Zainal Arifin
Pixabay
Ilustrasi : Telur puyuh. 

  • Presiden Prabowo meminta lauk MBG yang biasanya memakai telur ayam diganti sementara dengan telur puyuh atau daging sapi, untuk meredam lonjakan permintaan dan mengendalikan harga pangan.
  • BGN menyebut permintaan tinggi pada komoditas telur, ayam, dan buah mulai memunculkan tanda-tanda kenaikan harga, sehingga perlu intervensi lintas kementerian untuk menjaga pasokan.
  • Mendag Budi Santoso menegaskan MBG bukan penyebab utama kenaikan harga, melainkan cuaca ekstrem dan gagal panen menjadi faktor dominan.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto meminta pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mengurangi penggunaan telur ayam sebagai lauk, untuk sementara waktu.

Sebagai gantinya, Presiden menyarankan penggunaan telur puyuh untuk alternatif lauk MBG

Hal ini disampaikan Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, seusai menghadiri pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/11).

Baca juga: Menu MBG Dikeluhkan Karena Berbau, SPPG Kudus Diminta Perketat SOP

Baca juga: Harga Telur di Kota Semarang Masih Tinggi, Daging Ayam Mulai Turun

Menurut Nanik, Prabowo mempertimbangkan meningkatnya konsumsi telur ayam di masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Kata Nanik, arahan Presiden tersebut dilakukan untuk mengantisipasi inflasi jelang Nataru.

“Tadi Pak Presiden pesan, 'wah, ya nanti kalau misalnya ini kan mau Nataru nih, kemudian Lebaran. Nanti, mungkin telur untuk anak-anak kita kurangi, tapi diganti daging sapi, diganti telur puyuh',” kata Nanik menirukan pernyataan Prabowo.

Menurut Nanik, sinyal kenaikan harga pangan sudah mulai terlihat di lapangan, terutama pada komoditas daging ayam, telur, dan buah.

Meski kenaikannya masih kecil, gejolak permintaan sudah mulai terasa. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi.

"Sekarang masih, masih kecil, ya. Tapi, kan tanda-tanda itu mulai ada," terang dia.

Dikatakan Nanik, permintaan tinggi untuk pemenuhan MBG bukan hanya terkait komoditas sumber protein.

Menurutnya, saat ini permintaan buah juga tinggi, sehingga berpotensi mengalami kelangkaan. 

Oleh karenanya, BGN bekerja sama dengan lintas kementerian dan lembaga untuk penyediaan bahan baku.

Dengan TNI, misalnya, BGN bekerja sama dalam penyediaan protein hewani dan sayur mayur. 

Begitu pun dengan Kementerian Koperasi untuk menanam buah hingga sayur. Total anggaran yang disiapkan Kementerian Koperasi mencapai Rp 300 miliar. 

"Kemudian saya sudah kerja sama dengan Menteri Koperasi. Nanti Kementerian Koperasi akan membiayai koperasi-koperasi yang menanam buah, menanam sayur, maupun beternak," ujar Nanik.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved