Sosok Tyler Robinson Tersangka Penembak Charlie Kirk, Tak Punya Catatan Kriminal

TRIBUNJATENG.COM - Sosok Tyler Robinson tersangka penembak influencer kepercayaan Donald Trump Charlie Kirk akhirnya ditangkap.

Ternyata ia tak memiliki catatan kriminal sebelumnya bahkan ia juga pernah tercatat sebagai mahasiswa.

Robinson terdaftar sebagai pemilih independen atau non-partisan di Utah.

Ia merupakan anak dari Matthew Carl Robinson dan Amber Denise Robinson yang terdaftar sebagai anggota Partai Republik.

Baca juga: Pemimpin Dunia Sorot Penembakan Charlie Kirk di AS: Ancaman Demokrasi

Baca juga: Charlie Kirk Siapa? Sang Influencer dan Sekutu Donald Trump yang Tewas Ditembak Sniper Saat Debat

Meski begitu, pelaku tidak terdaftar sebagai mahasiswa UVU yang menjadi lokasi penembakan Kirk.

Dewan Pendidikan Tinggi Utah menyampaikan, Robinson sebenarnya adalah mahasiswa tahun ketiga dalam program magang kelistrikan di Dixie Technical College.

“Ia sebelumnya menghabiskan satu semester di Utah State University pada tahun 2021 dan memperoleh kredit pendaftaran bersamaan melalui Utah Tech University saat di sekolah menengah atas antara tahun 2019 dan 2021,” ujar Dewan Pendidikan Tinggi Utah dalam pernyataan resminya.

Para penyelidik mengatakan, Robinson memiliki keterkaitan erat dengan budaya daring.

Mereka juga menyinggung tulisan-tulisan yang dibuat Robinson di selongsong peluru ketika menembak Kirk.

Kronologi Penangkapan

Pelaku penembakan aktivis sayap kanan sekaligus sekutu dekat Presiden AS Donald Trump, Charlie Kirk, akhirnya ditangkap pada Kamis (12/9/2025) malam setelah buron selama 33 jam. 

Pelaku diketahui bernama Tyler Robinson, seorang pemuda berusia 22 tahun yang masih tinggal bersama orangtuanya di St George, Utah, yang tak jauh dari Taman Nasional Zion.

Rumah Robinson berjarak sekitar 400 kilometer dari Utah Valley University (UVU), lokasi Kirk ditembak pada Rabu (10/9/2025).

Dikutip dari CBS, Jumat (12/9/2025), Robinson langsung ditahan setelah ditangkap.

Pelaku dijerat dengan tuduhan pembunuhan berat, menghalangi proses peradilan, dan penembakan senjata api.