Tribunjateng Hari ini
Pasar Johar Layak Destinasi Wisata Berkonsep One Stop Experience, Yogi Berharap Ada Galeri Sejarah
Upaya menjadikan Pasar Johar sebagai destinasi wisata sejarah dan kuliner dinilai masih kurang maksimal.
Penulis: Moh Anhar | Editor: galih permadi
Soal masa depan, Yogi tidak menutup mata. Ia mengingatkan jika pengelolaan dan branding Johar tidak segera dibenahi, pasar yang dulu jadi pusat denyut nadi Semarang bisa kembali sepi.
“Kalau nggak segera ditata, Johar bisa saja kosong lagi dan terbengkalai. Padahal dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, Johar berpotensi jadi magnet wisata sejarah dan kuliner Semarang," pungkasnya.
Yogi menambahkan, Pasar Johar punya posisi penting dalam perkembangan wisata Kota Semarang.
Menurutnya, Johar bukan sekadar pasar belanja, melainkan simbol tata ruang kota yang terbentuk sejak era kolonial.
“Pasar Johar adalah pasar centraal. Dulu ia satu paket dengan Stasiun Sentral, layanan trem, hingga terminal bus utama yang jadi muara transportasi di Semarang. Dari semua infrastruktur itu, hanya Johar yang masih tersisa,” kata Yogi.
Ia menambahkan, nilai historis Pasar Johar juga terletak pada arsitekturnya.
Dirancang oleh Thomas Karsten pada 1930-an, pasar ini mengadopsi gaya tropis dengan kolom cendawan yang khas.
Karsten bahkan berhasil meyakinkan dewan kotapraja untuk mengganti konstruksi kayu dengan beton sebagai keputusan visioner yang membuat struktur Johar tetap kokoh, meski sempat dilalap kebakaran hebat pada 2015.
“Karsten pernah mendesain pasar lain, seperti Randusari dan Jatingaleh. Tapi Johar ini yang paling monumental. Di Indonesia, ia salah satu pasar modern mula-mula,” jelas Yogi.
Lebih jauh, interaksi pedagang juga bisa menjadi bagian dari story telling.
Menurut Yogi, para pedagang sebaiknya ikut menyadari bahwa mereka berjualan di pasar bersejarah, sehingga bisa menghadirkan sesuatu yang unik dan atraktif.
“Pasar Johar adalah nadi kota. Ia bukan hanya ruang ekonomi, tapi juga ruang sosial yang penuh narasi. Inilah yang membuat Johar berbeda dari pasar bersejarah lain di Indonesia,” pungkasnya.
Di sisi lain, Yogi menyoroti kesemrawutan promosi menggunakan MMT (spanduk plastik) kios-kios yang justru mengganggu estetika bangunan kolonial tersebut.
“Perlu ada penyeragaman material promo. Kalau dibiarkan, kesan heritage-nya hilang karena tertutup baliho MMT warna-warni,” ucapnya. (Rezanda Akbar)
---------
p to p
-Sebagai ikon kota, Pasar Johar layak untuk dikembankan sebagai destinasi wisata berkonsep one stop experience.
-Peran komunitas peminat sejarah dan walking tour sangat penting dalam menjaga narasi Johar sebagai bangunan cagar budaya yang melintasi masa dengan segala peristiwanya.
-Diperlukan penguatan branding yang menekankan perlunya pembeda yang jelas antara Pasar Johar dan pasar tradisional lain.
---------------------
Dok Bersukaria Tour
WALKING TOUR - Peminat kegiatan walking tour yang digagas Bersukaria Tour berkeliling di Pasar Johar, beberapa waktu lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.