Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Nasional

Kebutuhan Pangan Diproyeksi Meningkat, Pemerintah Perkuat Swasembada Gandeng Nasabah PNM di Kopeng

Pemerintah memproyeksikan kebutuhan pangan nasional akan melonjak pada 2026 seiring pelaksanaan program makan bergizi gratis.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN 
DIALOG DENGAN NASABAH - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan bersama jajaran PNM berdialog dengan nasabah PNM, di Kopeng, Kabupaten Semarang, Kamis (9/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah memproyeksikan kebutuhan pangan nasional akan melonjak pada 2026 seiring pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Ada 82,5 juta anak yang bakal menerima program MBG. Anggaran yang disiapkan sebanyak Rp 335 triliun. 

Untuk memastikan ketersediaan pasokan, pemerintah memperkuat kerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam mendorong produksi pangan. 

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan, ketahanan pangan menjadi prioritas presiden. Pasokan pangan menjadi konsen pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan harga. 

"Kita akan butuh ayam banyak, telur banyak, sayur, beras, dan buah. Jangan sampai kebutuhan meningkat tapi pasokan kurang, karena bisa memicu lonjakan harga. Karena itu kita siapkan dari sekarang," ujarnya, usai tinjauan ke rumah PNM di Kopeng, Kabupaten Semarang, Kamis (9/10/2025). 

Baca juga: Telkom University dan UHB Kolaborasi Terapkan Teknologi Kesehatan dan Pertanian di Banyumas

Baca juga: Duduk Perkara Warga Tutup Jalan Umum di Semarang, Lurah Kedungmundu Angkat Bicara

Zulkifli menyebut, pemerintah mendorong diversifikasi pangan mulai dari protein hewani seperti ayam, telur, dan ikan, hingga pangan pokok berupa beras dan jagung. Selain mengoptimalkan lahan pertanian yang ada, pemerintah juga mengembangkan food estate untuk memperluas kapasitas produksi. 

"Alhamdulillah, tahun ini kita sudah tidak impor beras, bahkan diproyeksikan surplus 3–4 juta ton," katanya.

Zulkifli menegaskan, penguatan pangan tidak hanya soal produksi skala besar, tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai pelaku ekonomi lokal, termasuk sinergi dengan para nasabah PNM di Kabuparen Semarang ini. 

"Saya terima kasih PNM mendukung ketahanan pangan di daerah-daerah termasuk di desa-desa," ungkapnya. 

Sementara itu, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyampaikan, PNM turut berkontribusi dalam memperkuat ekonomi pangan berbasis rumah tangga. Hingga kini, PNM telah membiayai 22,7 juta perempuan pelaku usaha, dengan 16 juta di antaranya dikelola PNM untuk mendorong ketahanan pangan .

"Kami dorong nasabah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan lingkungan, lalu secara bertahap bisa masuk pasar yang lebih luas," ujar Arief.

PNM mencatat saat ini terdapat 920 ribu kelompok usaha binaan dengan total pembiayaan Rp16 triliun, tersebar di 6.165 kecamatan, 652 kabupaten/kota, dan 36 provinsi. 

Selain pembiayaan, PNM juga menjalankan program untuk mendorong ketahanan pangan lewat program Rumah Pangan di wilayah desa. Sementara, di wilayah perkotaan, Lorong Mekar fokus pada pemanfaatan lahan terbatas untuk hortikultura dan pangan lokal. (eyf)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved