Telkom University Purwokerto
Telkom University dan UHB Kolaborasi Terapkan Teknologi Kesehatan dan Pertanian di Banyumas
Telkom University kolaborasi dengan Universitas Harapan Bangsa pada penerapan teknologi dan kesehatan di Desa Kebocoran, Banyumas.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) 2025 yang digagas Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat resmi menggandeng Universitas Harapan Bangsa (UHB) dan Telkom University Purwokerto (TUP).
Kolaborasi ini berfokus pada penerapan teknologi dan kesehatan di Desa Kebocoran, Kabupaten Banyumas.
Mengusung tema penerapan SUMEREP (Sistem Monitoring Edukasi dan Respon Pasien) dan SmartFruIoT, program ini menyasar tiga isu utama: tingginya kasus tuberkulosis (TB), kebutuhan intervensi gizi lokal, serta penguatan produktivitas pertanian melalui budidaya melon berbasis Internet of Things (IoT).
Ada tiga pilar kegiatan unggulan yang dilaksanakan. Pertama, peningkatan kapasitas kader Posyandu dalam penanganan TB dan edukasi gizi.
Baca juga: Mahasiswa S1 Data Science Telkom University Purwokerto Raih Juara 2 di Ajang Videografi Nasional
Para kader mendapatkan pelatihan interaktif tentang tatalaksana TB di tingkat rumah tangga, sekaligus pelatihan penyusunan menu berbahan dasar melon yang bergizi dan mudah diolah.
“Kami ingin membangun sistem pendampingan TBC yang terintegrasi mulai dari pengobatan, pemantauan, hingga dukungan gizi di tingkat komunitas,” ujar Ikit N W, S.ST. Ns., M.Kes, Ketua Tim Pelaksana dari UHB, Kamis (2/10/2025).
Pilar kedua adalah pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung produktivitas petani melon. Sebanyak 15 petani di Desa Kebocoran diberikan pelatihan pembuatan konten promosi produk pertanian untuk media sosial, termasuk teknik storytelling, fotografi produk, hingga distribusi konten lintas platform.
Program ini juga menghadirkan SmartFruIoT, sistem berbasis IoT untuk pengelolaan irigasi dan nutrisi tanaman secara otomatis.
“Inovasi pertanian hari ini bukan hanya soal menanam, tapi juga bagaimana petani hadir secara digital dan mandiri dalam mempromosikan hasil panennya,” tutur Dr. Tenia Wahyuningrum, S.Kom., M.T., Ketua Tim Pendamping dari TUP.
Program ketiga berfokus pada pengembangan aplikasi SUMEREP untuk mendukung pemantauan digital penderita TB.
Aplikasi ini memungkinkan kader Posyandu memantau status minum obat pasien secara real-time, sekaligus menyediakan materi edukatif tentang gizi, sanitasi, dan pengelolaan penyakit. Fitur pencetakan laporan mingguan juga membantu kader dalam melakukan evaluasi secara rutin.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Akademisi, Dosen Telkom University Purwokerto Raih Gelar Doktor di NTUST Taiwan
Dengan sinergi ini, Kosabangsa 2025 diharapkan dapat menjadikan Desa Kebocoran sebagai contoh praktik baik pemanfaatan teknologi untuk kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Kepala Desa Kebocoran, Eri Pujiono, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program ini.
“Kami berterima kasih atas kegiatan Kosabangsa yang mendukung program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan pemberantasan TB."
"Kolaborasi ini menunjukkan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah desa untuk menghadirkan solusi berbasis ilmu pengetahuan yang aplikatif,” ujarnya. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.