UNIMMA
Prof Muji UNIMMA Berikan Tips Menghindari Jurnal Predator Melalui Akun Medsosnya
Istilah predatory journal atau jurnal predator semakin sering muncul dalam perbincangan akademik. Begini kata Prof Muji Unimma.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
• Tanpa telaah kritis. Artikel tidak meninjau literatur sebelumnya secara memadai.
• Standar editorial buruk. Banyak kesalahan tata bahasa, tipografi, dan gambar resolusi rendah.
• Proses review mencurigakan. Artikel bisa diterima hanya dalam hitungan hari, tanpa evaluasi sejati.
Kualitas semacam ini jelas jauh dari standar akademik yang diharapkan.
Nasional atau Internasional?
Ada pertanyaan penting: apakah jurnal predator hanya identik dengan jurnal internasional? Jawabannya: tidak. Definisi jurnal predator berlaku universal, tanpa memandang asal-usulnya.
Jika sebuah jurnal nasional terbukti:
• tidak transparan,
• mengundang penulis secara agresif, atau
• memungut biaya tanpa proses editorial yang jelas, maka ia juga bisa dikategorikan sebagai jurnal predator.
Karena itu, kewaspadaan perlu diterapkan pada semua jurnal, baik lokal maupun internasional.
Baca juga: UNIMMA Jaga Akuntabilitas Keuangan dengan Opini WTP 2024
Dampak Bagi Dunia Akademik
Keberadaan jurnal predator bukan sekadar persoalan teknis, tetapi ancaman serius bagi integritas akademik. Beberapa dampaknya antara lain:
• Merusak reputasi penulis dan lembaga.
• Melemahkan kualitas publikasi ilmiah.
• Membingungkan peneliti yang mencari rujukan terpercaya.
• Menyumbat perkembangan ilmu pengetahuan dengan literatur yang tidak kredibel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.