Telkom University Purwokerto
Petani Bawang Brebes Lawan Ulat Grayak dengan Lampu Pintar Karya Dosen Telkom University Purwokerto
Petani bawang merah di Kabupaten Brebes kini menemukan cara baru untuk menghadapi ulat grayak.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Petani bawang merah di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, kini menemukan cara baru untuk menghadapi ulat grayak.
Hama rakus ini kerap menyerang di malam hari dan selama bertahun-tahun menjadi momok yang menurunkan produktivitas bawang merah.
Lewat program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), dosen Universitas Telkom Purwokerto bersama mitra Universitas Padjadjaran memperkenalkan Smart Solar Lighting (SSL) berbasis Internet of Things (IoT).
Teknologi ini berfungsi ganda: menerangi lahan sekaligus mengurangi serangan hama yang selalu datang setiap musim panen.
SSL bekerja dengan prinsip sederhana.
Panel surya menyerap energi matahari di siang hari, lalu malam hari lampu otomatis menyala.
Cahaya terang membuat ulat grayak enggan mendekat, sementara petani tetap bisa beraktivitas setelah gelap.
Lebih dari sekadar lampu, SSL dilengkapi sensor IoT yang terhubung ke gawai petani.
Data mengenai kelembapan tanah, suhu, hingga kondisi lahan tersaji secara real-time.
Dengan informasi ini, petani dapat mengambil keputusan berbasis data, bukan sekadar kebiasaan.
Baca juga: Telkom University Purwokerto Kembangkan Model Konseptual Ketahanan UMKM Hadapi Disrupsi Digital
Sebelum memasang alat, tim PKM meneliti lebih dulu jenis ulat yang menyerang tanaman.
Pemahaman ini penting agar pencahayaan bisa dirancang sesuai perilaku hama.
Ketika tiba di Sidamulya, tim menghadapi kenyataan bahwa sebagian besar petani belum akrab dengan teknologi digital.
Meyakinkan mereka untuk mencoba inovasi baru bukan perkara mudah.
Tim harus turun langsung, memberikan pendampingan, sekaligus menunjukkan hasil nyata di lapangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.