UIN Walisongo Semarang
MPI UIN Walisongo Gelar Seminar Supervisi Manajerial, Dorong Efektivitas Tata Kelola Sekolah
UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Visiting and Guest Lecturer bertajuk “Supervisi Manajerial untuk Efektivitas Tata Kelola Sekolah”.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Walisongo Semarang sukses menyelenggarakan Visiting and Guest Lecturer bertajuk “Supervisi Manajerial untuk Efektivitas Tata Kelola Sekolah”.
Seminar yang digelar di Gedung Pascasarjana Kampus I pada Rabu (1/10/2025) ini diikuti puluhan peserta dari kalangan mahasiswa S2 MPI, dosen, dan staf akademik.
Acara dibuka dengan doa bersama dan sambutan dari Dekan FITK UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag.
Dalam pengantarnya, Prof. Fatah menekankan urgensi supervisi manajerial di era digital.
“Supervisi manajerial adalah kunci memastikan guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi siswa untuk mencapai potensi maksimal,” ujarnya.
Seminar menghadirkan Dr. Moh. Anwar, S.Pd., M.Pd., Kaprodi S2 MPI UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember, sebagai narasumber utama.
Baca juga: Ngaji Budaya UIN Walisongo: Haflah Maulid Rasul Hadirkan Letto & Kiai Kanjeng
Dalam paparannya, Dr. Anwar menegaskan bahwa supervisi bukan sekadar pengawasan, melainkan proses pembinaan nyata yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus efektivitas tata kelola sekolah.
Dipandu moderator Umi, M.Pd., sesi berlangsung interaktif. Dr. Anwar memperkenalkan metode AWA (Awareness, Willingness, Action) sebagai kerangka supervisi yang efektif.
Model ini menekankan kesadaran diri guru, kemauan untuk berubah, serta aksi nyata dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ia merinci lima pilar utama supervisi manajerial yang relevan untuk diterapkan di madrasah maupun sekolah Islam, yaitu: Perencanaan Supervisi, Supervisi Akademik dengan AWA, Pelaksanaan PBM, Daya Serap Siswa, dan Review PBM.
“Intinya, supervisi adalah proses terencana yang menargetkan peningkatan mutu secara berkelanjutan, bukan sekadar rutinitas,” tegas Dr. Anwar.
Sesi tanya jawab sepanjang 45 menit menjadi salah satu bagian paling menarik.
Para mahasiswa antusias membahas tantangan implementasi supervisi, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga resistensi guru.
“Diskusi ini membuka wawasan saya tentang bagaimana supervisi bisa menjadi alat transformasi sekolah,” ujar salah satu mahasiswa S2 MPI.
Baca juga: 29 Tahun Mengabdi, Prodi BPI UIn Walisongo Teguhkan Komitmen Cetak Generasi Unggul
Moderator menutup acara dengan penegasan bahwa supervisi adalah praktik nyata, bukan konsep abstrak.
“Supervisi adalah pembinaan yang berkesinambungan agar sekolah semakin unggul,” simpul Umi.
Seminar ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada narasumber dan foto bersama.
Kegiatan ini mempertegas komitmen Magister MPI UIN Walisongo Semarang dalam melahirkan tenaga pendidik dan manajer pendidikan Islam yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.