Pendidikan
Tim FMIPA Unnes Dorong Kader Lingkungan Kembangkan Inovasi Bank Sampah di Semarang
FMIPA Unnes memberikan edukasi sekaligus menggerakkan masyarakat menjaga kebersihan dan mengelola sampah secara mandiri.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah terus dilakukan Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Hal ini juga mendorong Tim Pengabdian masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unnes memberikan edukasi sekaligus menggerakkan masyarakat menjaga kebersihan dan mengelola sampah secara mandiri.
Abdul Jabbar, Ketua Tim Pengabdian masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Unnes, menyampaikan bahwa pengabdian masyarakat sebagai bagian dari tridharma perguruan tinggi tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga harus memberikan dampak nyata bagi warga.
Baca juga: Unnes dan Unisbank Tingkatkan Produktivitas Kampung Kedelai di Semarang Lewat Inovasi Teknologi
“Kami merancang sejumlah program agar memberikan dampak langsung kepada masyarakat,” kata Jabbar, Jumat (10/10/2025).
Satu di antaranya yang sudah dilakukan yakni mengadakan pelatihan team building dan kader lingkungan di Bank Sampah Mugi Berkah Sari, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Revitalisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat pada Bank Sampah di Permukiman Padat Kota Semarang yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun 2025.
Program pemberdayaan kemitraan masyarakat ini telah berlangsung sejak Juli 2025. Rangkaian kegiatan meliputi pemetaan partisipatif, workshop pemilahan sampah, implementasi sistem manajemen pencatatan sampah, hingga pelatihan team building dan kader lingkungan.
Adapun kegiatan tersebut berlangsung Sabtu (20/9) lalu, dan diikuti 40 peserta dari berbagai usia.
Mugi Marjoko, Lurah Tegalsari, mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan tim Unnes.
Dia berharap program ini dapat berkelanjutan dan diperluas untuk semua bank sampah di wilayahnya.
"Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Saya berharap ini bisa terus berlanjut dan meluas ke bank sampah lainnya di Kelurahan Tegalsari," kata Marjoko.
Lurah juga menyampaikan harapannya agar program pengelolaan sampah ini dapat diintegrasikan dengan program Koperasi Merah Putih. Integrasi ini diharapkan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.
Untari, Ketua Bank Sampah Mugi Berkah Sari, mengucapkan terima kasih atas pendampingan yang diberikan tim FMIPA Unnes. Dia berharap ada program lanjutan berupa pelatihan pengolahan sampah organik.
"Kami sangat berterima kasih kepada tim Unnes yang sudah mendampingi kami. Harapannya ada kelanjutan untuk pelatihan pengolahan sampah organik," ujar Untari.
Bank Sampah Mugi Berkah Sari saat ini fokus mengelola sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam. Pengelolaan sampah organik menjadi kompos atau produk bernilai ekonomi lainnya masih menjadi kebutuhan yang belum terpenuhi.
Prof. Murbangun Nuswowati, narasumber sekaligus anggota tim pengabdi, menyampaikan pentingnya pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah tangga. Menurutnya, upaya ini dapat menurunkan beban pengolahan sampah perkotaan sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
"Pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah tangga dan dilanjutkan di bank sampah. Ini akan mengurangi beban pengelolaan sampah kota dan memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat," kata Nuswowati.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan 40 persen dari 70 juta ton sampah nasional per tahun berasal dari rumah tangga.
Pengelolaan yang tepat di tingkat komunitas dapat mengurangi beban secara signifikan.
Program ini juga melibatkan generasi muda dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Trida Ridho Fariz, anggota tim pengabdi, mendorong partisipasi kaum muda dalam inovasi pengelolaan sampah menggunakan teknologi digital.
Data SIPSN menunjukkan baru 38,63 persen sampah nasional yang berhasil dikelola dengan baik hingga 2024. Sisanya sebesar 61,37 persen masih tidak terkelola dengan baik.
Di Semarang, meski telah memiliki 497 bank sampah terdaftar, tidak semua beroperasi optimal. Keterbatasan pengetahuan manajemen dan kurangnya inovasi pengolahan sampah menjadi kendala utama.
Program pendampingan berkelanjutan seperti yang dilakukan tim Unnes dinilai penting untuk meningkatkan kapasitas pengelola bank sampah dalam melayani masyarakat.
Kegiatan pelatihan team building dan kader lingkungan ini menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kota Semarang. Program ini diharapkan dapat menjadi model replikasi untuk wilayah lain di Indonesia. (arl)
Baca juga: Unnes–Udinus Bantu UKM Bandeng Semarang, Targetkan Ekspor Produk Olahan
Grup Musik Pop Dangdut Asal Jogjakarta Goyang Maba di Semarang |
![]() |
---|
Unnes dan Unisbank Tingkatkan Produktivitas Kampung Kedelai di Semarang Lewat Inovasi Teknologi |
![]() |
---|
Mahasiswa Baru UPGRIS Kampanye Isu Lingkungan Melalui Paper Mob |
![]() |
---|
FK Undip Kenalkan Metode Operasi Tumor Otak Melalui Hidung, Proses Pemulihan Lebih Cepat |
![]() |
---|
Politeknik Pekerjaan Umum Dorong Pendidikan Vokasi Jadi Laboratorium Hidup Pembangunan di Era AI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.